Javier Justin Cerita Perkembangan Sang Putri Yang Alami Cerebral Palsy

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Putri presenter Javier Justin, Shannuel Favory Justin, tahun ini genap berumur sembilan tahun. Shannuel adalah anak spesial nan didiagnosis cerebral palsy sejak usia setahun, Bunda.

Sampai saat ini, Shannuel tetap rutin menjalani terapi di rumahnya. Javier dan sang istri Tiffany Orie juga mendaftarkan Shannuel ke sekolah dan terapi okupasi serta oral motorik.

"Terapis tetap datang seminggu empat kali. Kalau di luar itu sekolah okupasi, oral motorik, dan segala macam. Jadi dia full aktivitasnya juga seperti anak-anak lain," kata Tiffany dalam aktivitas Pagi-pagi Ambyar, dikutip dari YouTube TRANS TV Official, belum lama ini.

Shannuel tetap sering muntah saat makan

Dalam kesempatan ini, Javier dan Tiffany juga menceritakan perkembangan putrinya nan sudah berumur sembilan tahun. Menurut keduanya, Shannuel saat ini sudah bisa makan tanpa kudu dibantu selang dari perut. Namun, sang putri tetap sering mengalami tersedak dan muntah lantaran kondisi cerebral palsy nan dialaminya.

"Jadi sebenarnya anak-anak nan menderita cerebral palsy itu anak spesial ya. Kalau kita lihat dia bisa makan saja itu sudah puji Tuhan, itu sudah mukjizat. Karena banyak sekali teman-teman Shan itu nan pasang selang di perut lantaran enggak bisa mengunyah dan enggak bisa nelan. Jadi setiap jika kalau menelan itu bisa tersedak dan muntah, dan Shen setiap hari struggle dengan itu," ujar Javier.

"Jadi sampai sekarang setiap kali makan tetap bisa tersedak dan muntah. Bayangkan makan sehari tiga kali, setiap kali makan itu dia muntah, berfaedah tiga kali dalam sehari itu muntah," sambungnya.

Menurut Javier, muntah nan dialami Shannuel saat makan mau tak mau memengaruhi kondisi fisiknya. Tak seperti anak-anak lain, kondisi tubuh Shannuel sering kali tidak fit lantaran mengalami kesulitan makan akibat tersedak dan muntah.

"Kadang bagi Shan, makan itu bukan sesuatu perihal nan menyenangkan. Jadi ya hanya tanggungjawab saja, mau enggak mau kudu makan. Oleh lantaran itu badannya juga tidak se-fit anak-anak pada umumnya. Tapi puji Tuhan lantaran kita juga beriman, bermohon terus, dan kita percaya mukjizat terjadi, ya ada improvement," ungkap Javier.

Awal pertama didiagnosis cerebral palsy

Shannuel pertama kali didiagnosis cerebral palsy saat usia setahun. Diagnosis diketahui setelah Javier dan istri memeriksa kondisi anaknya ke dokter.

"Cerebral palsy (tahu) dari usia satu tahunan ketika kami MRI. Jadi, master memandang ada sesuatu dengan tumbuh kembang otaknya nan belum berkembang dengan sempurna dan ketika lahir, dia tidak nangis. Jadi tidak cukup oksigen ke otak. Sejak itu didiagnosis cerebral palsy," ujar Javier.

Javier dan Tiffany mengaku sempat syok saat mengetahui putrinya didiagnosis cerebral palsy, Bunda. Pasalnya, Tiffany tidak pernah mengalami masalah apa pun saat mengandung Shannuel. Tak hanya itu, master juga tidak pernah mendeteksi adanya masalah pada janin Tiffany saat pemeriksaan kehamilan.

"Justru pada saat itu (kehamilan) tidak ada tanda apa pun. Jadi, sepanjang kehamilan itu betul-betul semuanya baik. Perkembangannya baik, ukuran lingkar kepala dan lain itu semua melangkah sangat mulus, sangat baik. Jadi betul-betul a very healthy pregnancy," ujar Tiffany.

"Jadi pokoknya semua nan kita bisa lakukan untuk masa kehamilan, check up, (pemeriksaan 4D), vitamin apa pun itu pokoknya semua sangat baik. Sebenarnya pas melahirkan itu satu pukulan lah buat kita lantaran kita syok. Tahunya kan semua baik-baik saja."

Javier dan Tiffany sebenarnya sudah merasakan ada nan tidak beres dengan kondisi anaknya setelah lahir. Namun, keduanya selalu bersikeras menyangkal.

Pada suatu ketika, Javier dan Tiffany akhirnya menyerah. Keduanya memutuskan untuk memeriksakan Shannuel ke master lantaran sang putri tak kunjung memberikan respons terhadap sekitar.

"Ketika lahir sebenarnya kita sudah merasakan (ada nan berbeda), hanya kita berupaya denial. Tapi setelah kita bawa pulang beberapa bulan gitu, kita mulai lihat bahwa dia tidak merespons suara, tidak ada eye contact. Jadi seperti kayak punya dunianya sendiri," ungkap Tiffany.

"Dia juga tidak seperti tumbuh kembang bayi pada umumnya. Jadi bolak-balik (badan) agak pelan, terus kemudian lehernya belum terlalu kuat," imbuh Javier.

Javier dan istri sudah menerima kondisi sang putri

Dalam wawancara dengan HaiBunda beberapa waktu lalu, Jevier sempat mengungkap bahwa dia dan istri telah menerima kondisi sang putri. Saat ini, keduanya juga tidak lagi mempertanyakan dan berakhir mencari tahu sehingga tetap kompak menjaga dan merawat Shannuel.

"Kalau ditanya, kita sudah setop mencari tahu, sih. Kenapa (terjadi) dan harusnya kenapa. Enggak. Sudah. Itu bakal memisahkan saya dan Tiffany. Akan membikin perpecahan itu," kata Javier.

"Mungkin kelak saya bisa nyalahin dia, dia bisa nyalahin aku, mungkin family Anda punya turunan ini alias apa. Jadi sudah. What's done is done, sekarang kita konsentrasi kepada pada masa depan dan sekarang," sambungnya.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/som)

Selengkapnya