Jakarta -
Beragam kisah Bunda melahirkan banyak dibagikan di media sosial. Beberapa di antaranya menjadi sorotan publik lantaran viral alias berhujung di meja hijau.
Kisah Bunda melahirkan nan berhujung di meja hijau pernah dibagikan seorang wanita nan tidak diungkap identitasnya ini. Perempuan ini menggugat klinik di Brisbane, Australia, usai melahirkan bayi orang lain. Ia mengandung dan melahirkan setelah menjalani in vitro fertilization (IVF) alias program bayi tabung.
Dilansir laman ABC Australia, peristiwa ini terjadi pada tahun 2023. Saat itu, pihak klinik, ialah Monash IVF, dilaporkan salah mentrasfer embrio saat proses bayi tabung. Klinik baru mengetahui kesalahan ini setelah wanita itu meminta untuk memindahkan sisa embrio bekunya ke klinik lain.
"Alih-alih menemukan jumlah embrio nan diharapkan, embrio tambahan tetap tersimpan," kata ahli bicara Monash IVF.
"[Sebuah] investigasi mengonfirmasi bahwa embrio dari pasien lain sebelumnya telah dicairkan secara tidak betul dan ditransfer ke orang tua kandung (yang mendapatkan embrio salah), sehingga mengakibatkan kelahiran seorang anak."
Pengacara family spesialisasi dalam norma surrogasi dan konsepsi donor, Sarah Jefford, mengatakan bahwa kejadian ini 'sangat menyedihkan'. Kasus ini terbilang langka meski pernah ditemukan, Bunda.
"Sejauh nan saya ketahui, kasus unik ini unik di Australia, tetapi tidak unik di seluruh dunia," ujarnya.
"Kami mempunyai beberapa kasus lain (di seluruh dunia) dengan embrio nan salah ditransfer sehingga mengakibatkan kelahiran seorang anak."
Jefford mengatakan bahwa kesalahan dalam prosedur medis seperti ini memang bisa saja terjadi. Meski masuk ranah medis, pada akhirnya prosedur bayi tabung dijalankan oleh dan untuk manusia.
"Sains memang seperti itu, tetapi manusia menggunakannya. Ada sistem untuk mengidentifikasi sperma, sel telur, dan embrio. Dalam perawatan kesuburan, tidak ada nan pasti dan dalam beberapa hal, nyaris tak terelakkan bakal ada kesalahan," ungkapnya.
Pihak klinik meminta maaf dan melakukan investigasi
Monash IVF mengatakan bahwa ketika kejadian itu ditemukan, mereka langsung mengaktifkan tim manajemen krisis. Dalam waktu seminggu, klinik di Brisbane itu mulai menemui pasien nan terdampak untuk meminta maaf. CEO Monash IVF, Michael Knaap, mengatakan bahwa klinik juga memberikan support kepada kedua family nan terlibat.
"Atas nama Monash IVF, saya mau menyampaikan penyesalan nan sebesar-besarnya atas apa nan telah terjadi," kata Knaap.
"Kami semua di Monash IVF sangat terpukul dan kami minta maaf kepada semua pihak nan terlibat. Kami bakal terus mendukung para pasien melalui masa nan sangat susah ini," sambungnya.
Pihak klinik juga menyatakan bahwa mereka telah mematuhi langkah-langkah keamanan laboratorium untuk menjaga dan melindungi embrio, dan bahwa kejadian tersebut merupakan akibat dari 'kesalahan manusia'.
"Sejak mengetahui kejadian ini, kami telah melakukan audit tambahan dan kami percaya bahwa ini adalah kejadian nan terisolasi," ujar Knaap.
Ilustrasi Ibu Hamil/ Foto: Getty Images/iStockphoto
Kasus serupa juga pernah terjadi di AS
Kasus kesalahan transfer embrio juga pernah dialami wanita asal Amerika Serikat (AS) berjulukan Krystena Murray. Ia tanpa sadar mengandung dan melahirkan bayi laki-laki nan bukan anak kandungnya.
Dikutip dari BBC, Murray mengandung setelah menjalani perawatan kesuburan dengan program bayi tabung di klinik Coastal Fertility pada bulan Mei 2023. Murray nan mempunyai ras kulit putih melahirkan bayi berkulit hitam pada Desember 2023.
Perempuan asal negara bagian Georgia ini lampau membeli perangkat tes DNA. Pada akhir Januari 2024, hasil tes keluar dan menunjukkan bahwa dia tidak mempunyai hubungan biologis dengan anak nan dilahirkannya.
Dari situ, Murray mengetahui bahwa dia melahirkan seorang anak laki-laki nan mempunyai etnis berbeda dari dirinya dan donor sperma nan dipilihnya. Ia pun lantas segera memberi tahu klinik kesuburan tersebut di bulan berikutnya.
Alih-alih mendapatkan jawaban, Murray justru dituntut kewenangan asuh oleh orang tua kandung dari bayi nan dilahirkannya. Ia pun memutuskan untuk mengusulkan tuntutan norma terhadap sebuah klinik bayi tabung atas kesalahan tersebut, setelah dipaksa menyerahkan kewenangan asuh.
Murray sendiri pada akhirnya menyerahkan kewenangan asuh secara sukarela setelah diberitahu oleh tim hukumnya bahwa dia tidak mempunyai kesempatan untuk menang di pengadilan keluarga. Bayi itu sekarang tinggal berbareng orang tua kandungnya di negara bagian lain dengan nama nan berbeda.
Meskipun terjadi kesalahan, Murray sebenarnya mau mempertahankan anak nan dilahirkannya tersebut. Ia setidaknya mau membesarkan bayi itu selama beberapa bulan hingga orang tua kandungnya mendapatkan kewenangan asuh.
"Mengandung bayi, jatuh cinta padanya, melahirkannya, dan membangun ikatan unik nan unik antara ibu dan bayi, semuanya itu dilakukan untuk membuatnya pergi. Saya tidak bakal pernah pulih sepenuhnya dari perihal ini," kata Murray dalam pernyataan nan dibagikan tim hukumnya.
Demikian kisah dua Bunda nan menuntut klinik kesuburan usai melahirkan bayi orang lain akibat kesalahan dalam prosedur bayi tabung.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(ank/pri)