13 Hal Ini Bisa Menjadi Penyebab Payudara Membesar, Termasuk Minum Pil Kb Hingga Menyusui

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Pernah nggak sih Bunda merasa tetek tiba-tiba membesar alias terasa lebih penuh dari biasanya? Perubahan ini bisa terjadi kapan saja dan biasanya berangkaian dengan hormon, pola makan, hingga style hidup. Tapi tenang, sebagian besar penyebabnya tetap dalam pemisah normal, kok. 

Dikutip dari Medicinenet, perkembangan tetek terjadi secara bertahap, dimulai sebelum kelahiran, berubah selama masa pubertas dan masa subur, dan berhujung saat menopause. Payudara dapat tumbuh sebagai respons terhadap hormon estrogen dan progesteron, serta kondisi patologis seperti tumor tetek jinak dan kanker, serta obat-obatan tertentu.

Perubahan tetek terus terjadi sepanjang hidup seorang perempuan. nan pertama kali berkembang adalah lobus, diikuti oleh kelenjar susu, nan dipengaruhi oleh hormon nan diaktifkan selama masa pubertas. Penyusutan saluran susu merupakan perubahan besar terakhir nan terjadi pada jaringan payudara, nan biasanya dimulai sekitar usia 35 tahun.

13 Penyebab umum kenapa tetek bisa membesar

 Yuk, kita telaah 13 penyebab umum kenapa tetek bisa membesar!

1. Perubahan hormon menjelang menstruasi

Setiap bulan, wanita mengalami perubahan hormon nan membentuk siklus menstruasi normal. Hormon estrogen diproduksi oleh ovarium pada paruh pertama siklus menstruasi.

Hormon ini merangsang pertumbuhan saluran susu di payudara. Peningkatan kadar estrogen menyebabkan ovulasi di pertengahan siklus. Selanjutnya, hormon progesteron mengambil alih pada paruh kedua siklus.

Hormon ini merangsang pembentukan kelenjar susu. Hormon-hormon ini diyakini bertanggung jawab atas perubahan siklus nan dirasakan banyak perempuan pada tetek mereka tepat sebelum menstruasi. Perubahan ini meliputi pembengkakan, nyeri, dan rasa sakit.

Menurut sebuah studi dari Breast Cancer Research menunjukkan bahwa hormon ini meningkatkan aliran darah dan retensi cairan di jaringan payudara, menyebabkan pembesaran dan sensitivitas.

2. Kehamilan

Dikutip dari Hopkinsmedicine, perubahan tetek merupakan salah satu tanda awal kehamilan. Hal ini disebabkan oleh hormon progesteron. Selain itu, area kulit gelap di sekitar puting (areola) mulai membengkak.

Hal ini diikuti oleh pembengkakan tetek itu sendiri nan cepat. Kebanyakan ibu mengandung merasakan nyeri di sisi payudara, dan puting terasa geli alias nyeri. Hal ini disebabkan oleh pertumbuhan sistem saluran susu dan pembentukan lebih banyak lobulus.

Saat hamil, tubuh memproduksi lebih banyak estrogen, progesteron, dan prolaktin. Menurut Studi nan dipublikasikan dalam Journal of Anatomy mengawasi bahwa kelenjar susu mengalami hiperplasia (pembesaran jaringan) sebagai persiapan menyusui.

3. Menyusui

Pada bulan kelima alias keenam kehamilan, tetek sepenuhnya bisa memproduksi ASI. Seperti pada masa pubertas, estrogen mengendalikan pertumbuhan saluran, dan progesteron mengendalikan pertumbuhan kuncup kelenjar. Banyak hormon lain juga berkedudukan krusial dalam produksi ASI. Hormon-hormon ini meliputi hormon perangsang folikel, hormon luteinisasi (LH), prolaktin, oksitosin, dan laktogen plasenta manusia (HPL).

Perubahan bentuk lainnya juga terjadi. Ini termasuk pembuluh darah di tetek nan menjadi lebih terlihat dan areola nan membesar dan menggelap. Semua perubahan ini bermaksud untuk mempersiapkan bayi menyusui setelah lahir.

Menurut American Journal of Physiology, produksi ASI dan peningkatan aliran darah menyebabkan pembesaran tetek selama masa laktasi. Ukuran ini bisa berubah tergantung gelombang menyusui dan produksi ASI.

4. Pemakaian Pil KB

Pil KB mengandung hormon sintetis estrogen dan progestin nan meniru hormon alami tubuh. Menurut studi dari Contraception menyatakan bahwa pengguna kontrasepsi oral bisa mengalami retensi cairan dan peningkatan volume jaringan payudara.

5. Kenaikan berat badan

Karena sebagian besar jaringan tetek terdiri dari lemak, kenaikan berat badan bakal menambah volume lemak di payudara. Menurut sebuah studi dalam Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism, nan menyebut bahwa indeks massa tubuh (BMI) berasosiasi langsung dengan volume payudara.

6. Pubertas

Selama pubertas, hormon estrogen mulai memicu perkembangan jaringan payudara. Menurut Pediatrics in Review, perkembangan ini bisa berjalan berjenjang dan ukurannya bervariasi antar individu.

7. Penyakit tiroid

Gangguan tiroid seperti hipotiroidisme bisa menyebabkan ketidakseimbangan hormon prolaktin, nan berpotensi memperbesar jaringan payudara. Menurut Studi nan dipublikasikan dalam The Journal of Clinical Endocrinology & Metabolism mengaitkan peningkatan prolaktin dengan pembesaran payudara.

8. Penggunaan obat tertentu

Obat-obatan seperti antidepresan (SSRI), steroid, hingga obat tekanan darah bisa menyebabkan pengaruh samping berupa ginekomastia (pembesaran jaringan payudara, terutama pada laki-laki tapi bisa juga berpengaruh pada wanita). Studi dari Drugs & Therapy Perspectives mencatat bahwa beberapa obat memang memicu perubahan hormonal.

9. Menopause

Meski biasanya tetek menjadi lebih kendur di masa menopause lantaran penurunan estrogen, pada fase perimenopause (masa transisi), hormon bisa naik turun. Studi dari Menopause Journal menyebut bahwa perubahan ini bisa menyebabkan pembesaran sementara.

10. Kista alias tumor jinak

Fibroadenoma alias kista tetek bisa membikin salah satu tetek membesar. Dikutip dari National Cancer Institute, sekitar 10% wanita usia 15–35 tahun mempunyai fibroadenoma, nan biasanya tidak rawan tapi perlu dipantau.

11. Stres

Stres dapat meningkatkan kadar kortisol nan berakibat pada keseimbangan hormon reproduksi. Studi dari Psychoneuroendocrinology menunjukkan bahwa stres kronis dapat memicu perubahan hormon estrogen dan progesteron nan berpengaruh pada jaringan payudara.

12. Konsumsi makanan tertentu

Makanan tinggi fitoestrogen (seperti kedelai, biji-bijian, dan flaxseed) bisa meniru hormon estrogen. Meski efeknya ringan, menurut studi dari Environmental Health Perspectives menunjukkan bahwa konsumsi tinggi fitoestrogen bisa berkontribusi pada perubahan ukuran payudara, terutama pada wanita sensitif terhadap estrogen.

13. Olahraga dan pembentukan otot dada

Latihan dada seperti push-up, bench press, alias angkat beban bisa memperbesar otot pektoralis di bawah payudara, nan membuatnya tampak lebih terangkat dan besar. Studi dari Journal of Strength and Conditioning Research membuktikan bahwa latihan resistensi bisa memengaruhi penampilan dada.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya