Jakarta -
Nebulizer kerap dipakai dalam proses pengobatan alias perawatan terutama pada anak dengan masalah pernapasan. Bagaimana langkah tepat penggunaan perangkat ini?
Sebenarnya dengan penggunaan nan tepat, nebulizer dapat membantu membersihkan hidung tersumbat pada anak, termasuk bayi dan balita, untuk membantu mereka bernapas lebih baik.
Dikutip dari Medical News Today, perangkat ini bekerja dengan mengubah obat cair menjadi uap. Uap ini memungkinkan anak untuk lebih sigap dan mudah menghirup obat langsung ke paru-paru.
Penggunaan nebulizer alias nan kerap disebut sebagai 'nebu' ini pun dapat menjadi langkah nan kondusif dan efektif untuk mengatasi masalah pernapasan anak.
Apa itu obat nebulizer?
Nebulizer adalah perangkat nan digunakan untuk mengubah obat cair menjadi uap dan dihirup, agar obat tersebut lebih mudah mencapai sistem pernapasan.
Dengan kata lain, perangkat nebulizer membantu memberikan obat langsung ke paru-paru, terutama untuk anak dengan gangguan pernapasan seperti asma alias penyakit paru obstruktif kronis (PPOK).
Nebulizer dengan masker digunakan untuk anak-anak di bawah usia 6 tahun. Sementara nebulizer dengan cerobong mulut digunakan untuk anak-anak usia 6 tahun ke atas.
Anak-anak nan menggunakan nebulizer sebaiknya duduk tegak, untuk membantu mereka bernapas dengan baik. Hal ini krusial agar obat nan dihirup bisa lebih maksimal.
Selama pengobatan, Bunda bisa memberikan aktivitas pengalihan pada anak agar dia tetap duduk tenang. Misalnya seperti membacakan buku.
Pastikan anak memakai masker dengan betul selama prosesnya, nan rata-rata memerlukan waktu hingga 15 menit.
Manfaat obat nebulizer untuk anak
Dikutip dari Healthline, nebulizer dapat membantu meredakan batuk dan indikasi lain nan disebabkan oleh masalah pernapasan. Seperti disebutkan sebelumnya, perangkat ini digunakan untuk mengantarkan obat langsung ke paru-paru.
Manfaat lainnya, perangkat ini juga bekerja sesuai dengan ritme pernapasan alami tubuh, sehingga disebut cukup ideal untuk bayi dan anak-anak. Setelah obat masuk ke paru-paru dengan optimal, indikasi seperti sesak napas, mengi, dada terasa berat, dan batuk secara perlahan bakal membaik.
Dokter mungkin merekomendasikan penggunaan nebulizer untuk anak-anak jika mereka mengalami masalah mengenai pernapasan, termasuk sesak napas. Beberapa kondisi lain nan mungkin memerlukan pengobatan dengan nebulizer di antaranya:
- Gangguan pernapasan kronis, seperti asma alias fibrosis kistik
- Infeksi paru-paru, seperti pneumonia
- Reaksi alergi berat
Cara kerja perangkat nebulizer
Nebulizer adalah perangkat berkekuatan listrik alias baterai. Biasanya terdiri dari empat bagian ialah mesin cerobong mulut alias masker wajah, cangkir obat, dan selang.
Obat dimasukkan ke dalam cangkir, nan dihubungkan ke motor melalui selang. Corong mulut alias masker wajah kemudian dipasang ke cangkir obat.
Ketika perangkat nebulizer dinyalakan, mesin bakal mengubah cairan obat menjadi uap, nan kemudian keluar lebih cerobong mulut alias masker.
Setelah itu, cerobong mulut alias masker ini digunakan pada anak. Mereka sebenarnya tidak perlu melakukan perihal khusus, selain tetap tenang dan bernapas secara biasa sembari menghirup uap obat tersebut.
Jika anak berada dalam kondisi tidak mau tak bersuara alias menangis, mereka mungkin tidak menghirup obat sesuai nan dibutuhkan. Oleh karena itu, selama pengobatan krusial untuk membantu anak tetap tenang.
Cara tepat menggunakan nebulizer pada anak
Berikut langkah tepat menggunakan nebulizer pada anak nan perlu diketahui oleh orang tua:
- Cuci tangan secara menyeluruh dan pastikan betul-betul kering.
- Siapkan nebulizer, selang, dan masker/corong mulut untuk dirakit.
- Isi cangkir obat dengan dosis obat nan diresepkan oleh dokter, lampau tutup rapat.
- Hubungkan satu ujung selang ke nebulizer dan ujung lainnya ke cangkir obat.
- Pasangkan masker/corong mulut pada anak, pastikan sudah nyaman dan digunakan dengan tepat.
- Nyalakan perangkat nebulizer dan pastikan uap mulai keluar. Biarkan anak menghirup uap sampai selesai.
- Jika pengobatan perlu dihentikan sementara, matikan nebulizer untuk menghindari obat terbuang.
- Saat selesai dan cangkir obat sudah kosong, matikan mesin.
- Lepaskan nebulizer dan cuci cangkir obat serta masker dengan air sabun hangat, bilas hingga bersih, dan keringkan. Setelah kering, simpan di tempat bersih.
Ingat, anak usia 6 tahun ke bawah perlu menggunakan masker untuk menggunakan nebulizer dengan benar. Ketika anak sudah lebih besar, mereka mungkin sudah bisa menggunakan cerobong mulut, lantaran mereka sudah dapat memegang sendiri dengan benar.
Cara perawatan perangkat nebulizer
Untuk merawat perangkat nebulizer, pastikan selalu mencuci dan membersihkannya setiap kali selesai digunakan.
Selain itu, pembersihan secara menyeluruh juga krusial dilakukan seminggu sekali. Caranya seperti berikut ini:
- Rendam masker, bagian atas, dan cangkir obat dalam larutan cuka dan air selama 30 menit alias sesuai petunjuk dalam kemasan.
- Bilas sampai bersih, lampau pastikan untuk disimpan di tempat nan kering.
- Bersihkan kompresor dan selang dengan tisu disinfektan. Jangan rendam bagian ini dalam air.
- Ganti filter udara setiap 6 bulan alias sesuai petunjuk dalam kemasan.
Perbedaan nebulizer dengan inhaler
Orang tua sering kali tetap susah membedakan perbedaan nebulizer dan inhaler. Pada dasarnya, nebulizer adalah mesin berkekuatan listrik alias baterai nan mengubah obat cair menjadi uap.
Uap ini kemudian mengalir melalui selang nan terhubung ke cerobong mulut alias masker wajah.
Nebulizer lebih mudah digunakan untuk anak terutama nan berumur di bawah 6 tahun, lantaran tidak memerlukan banyak tindakan. Anak cukup menghirup uap obat melalui cerobong mulut alias masker.
Kendati demikian, nebulizer memerlukan waktu setidaknya 5 hingga 15 menit sampai obat habis. Alat ini ukurannya juga lebih besar, sehingga mungkin lebih susah untuk dibawa bepergian.
Sementara itu, inhaler adalah perangkat mini nan bisa digenggam dan cukup mini untuk dimasukkan ke dalam tas, ransel, alias saku.
Jenis inhaler nan cukup umum digunakan ialah Metered Dose Inhalers (MDI). Bentuknya seperti kaleng aerosol berukuran kecil, nan juga bisa menyemprotkan obat secara langsung ke paru-paru.
Cara penggunaannya dengan memasukkan cerobong inhaler ke mulut (di antara bibir tanpa digigit), lampau tutup mulut dengan rapat.
Sambil menarik napas perlahan, tekan inhaler untuk menyemprotkan obat pada saat nan bersamaan. Kemudian tahan napas selama sekitar 5-10 detik alias selama mungkin nan terasa nyaman.
Penggunaan perangkat ini biasanya lebih cocok untuk anak berumur 5 tahun ke atas, lantaran perlu tingkat kemandirian dan pemahaman nan lebih tinggi, Bunda.
Cara memilih obat nebulizer untuk anak
Ilustrasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/dragana991
Cara memilih obat nebulizer alias perangkat nan tepat untuk anak memerlukan pertimbangan dari dokter. Dokter dapat merekomendasikan penggunaan nebulizer alias inhaler sesuai dengan kondisi anak, serta indikasi nan terjadi. Berikut ulasannya, Bunda:
1. Usia anak
Usia anak bakal menentukan apakah lebih baik mereka menggunakan obat melalui nebulizer alias inhaler.
Nebulizer biasanya lebih cocok untuk anak nan tetap mini lantaran tidak memerlukan upaya berat untuk digunakan. Anak cukup mengenakan masker alias corong, lampau menghirup uap obat.
Inhaler, terutama jenis MDI, mengharuskan anak menekan perangkat sembari menarik napas dalam secara bersamaan, nan mungkin susah dilakukan oleh bayi dan balita.
2. Frekuensi kebutuhan
Inhaler dapat menjadi pilihan nan paling portabel. Ketika anak pergi ke sekolah alias rumah teman, mereka mungkin perlu support sigap jika tiba-tiba mengalami serangan asma. Oleh karena itu, inhaler bisa lebih mudah dimasukkan ke dalam saku alias tas.
Sementara itu, nebulizer lebih susah untuk dibawa berjalan oleh anak secara mandiri. Beberapa jenis nebulizer juga memerlukan sumber listrik nan stabil.
3. Kecepatan penggunaan
Inhaler mengirimkan obat ke paru-paru dalam hitungan detik, sedangkan nebulizer memerlukan beberapa menit untuk memberikan dosis lengkap.
Jika anak sering mengalami serangan asma nan muncul dengan indikasi berat secara cepat, inhaler bisa menjadi pilihan nan lebih baik daripada nebulizer.
Namun ingat, untuk obat mencapai paru-paru saat menggunakan inhaler, anak kudu menarik napas dalam dan cepat. Hal ini mungkin bakal cukup susah dilakukan saat sedang mengalami serangan.
4. Dosis obat nan diberikan
Inhaler bisa susah digunakan secara betul oleh anak, sehingga sebagian obat mungkin tidak masuk ke paru-paru. Sementara itu, nebulizer umumnya bisa memberikan jumlah obat nan tepat, terutama jika anak menggunakan masker nan pas dan tidak bocor.
Ada beberapa jenis obat nan dapat digunakan oleh anak dengan nebulizer, di antaranya seperti:
- Obat pengencer dahak: Untuk membantu mengencerkan dahak pada anak nan mengalami batuk berdahak.
- Obat pereda radang: Untuk meredakan peradangan pada saluran pernapasan.
- Obat pelega pernapasan: Untuk melebarkan saluran pernapasan nan menyempit, seperti pada pengidap asma.
5. Pemantauan dosis obat
Beberapa inhaler mempunyai penghitung dosis nan memungkinkan Bunda memandang berapa banyak dosis nan tersisa, tetapi tidak semua memilikinya. Hal ini kerap membikin orang tua bingung kapan kudu membeli obat lagi.
Namun dengan nebulizer, Bunda bisa tahu persis berapa banyak obat nan dimasukkan ke dalam wadah dan berapa sisa nan tersedia. Jangan ragu berkonsultasi dengan master guna mempelajari lebih pasti tentang penggunaan nebulizer dan inhaler ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)