Mengapa Troli Belanja Bahaya Untuk Diduduki Anak? Simak Fakta Di Baliknya

Sedang Trending 1 hari yang lalu

Jakarta -

Penggunaan troli shopping memang bisa membantu Bunda saat berjalan berbareng Si Kecil. Namun, jika tidak diawasi, troli shopping juga bisa rawan dan berisiko bagi anak-anak, lho.

Cedera saat menggunakan troli shopping bisa saja terjadi dalam waktu singkat, apalagi dalam waktu sekejap. 

Oleh karena itu, saat pergi berbelanja berbareng anak dan perlu menggunakan troli belanja, krusial untuk mengetahui akibat dan mengikuti tips keselamatan guna mencegah cedera.

Bahaya Tersembunyi Troli Belanja: 24 Ribu Anak Terluka Setiap Tahun

Menurut ulasan dalam NBC News, sebuah studi riset oleh Nationwide Children's Hospital mengonfirmasi bahwa tanpa pengawasan tepat penggunaan troli shopping bisa menyimpan ancaman tersembunyi. 

Dalam studi tersebut, diperkirakan ada 66 anak setiap harinya di Amerika Serikat nan terluka lantaran jatuh alias terpeleset dari troli. Artinya, ada satu anak nan cukup parah hingga kudu dibawa ke ruang darurat gawat setiap 22 menit, alias lebih dari 24 ribu anak setiap tahun.

Menurut peneliti dari Nationwide’s Center for Injury Research and Policy, Dr. Gary Smith, jumlah kasus gegar otak tahunan nan berangkaian dengan troli shopping pada anak di bawah usia 5 tahun kian meningkat dari tahun ke tahun. 

"Ini adalah kondisi nan sangat berisiko menyebabkan cedera berat. Kelompok utama nan kami khawatirkan adalah anak-anak di bawah usia 5 tahun," ungkap Smith, dalam penelitiannya nan telat dipublikasikan dalam jurnal Clinical Pediatrics.

Anak usia 0 hingga 4 tahun menyumbang nyaris 85 persen dari total cedera. Lebih dari 70 persen cedera disebabkan lantaran anak jatuh dari troli, disusul oleh tertabrak troli alias troli nan terguling.

Kapan Anak Boleh Didudukkan di Troli Belanja?

Dikutip dari Baby Centre, penggunaan troli shopping sebaiknya dilakukan saat anak sudah bisa duduk dengan stabil. Meski disebutkan perihal ini bisa dilakukan saat bayi berumur minimal 6 bulan, tetapi tetap sesuaikan dengan kondisi masing-masing anak.

Ketika Bunda merasa anak sudah cukup besar untuk duduk di troli, pasang sabuk pengamannya dengan aman. Jika tidak tersedia sabuk, sebaiknya jangan dudukkan anak di bangku troli. Selain itu, jangan izinkan anak untuk duduk alias berdiri di bagian utama keranjang troli.

Untuk membikin dudukan di troli shopping lebih bersih dan nyaman untuk anak, letakkan selimut di atas bangku sebelum digunakan. Bunda juga bisa menggunakan dasar unik untuk bangku troli nan memberikan alas ekstra bagi anak.

Jika Bunda mempunyai car seat untuk bayi, hindari meletakkannya di dalam troli. Ini lantaran car seat bisa tergelincir.

Cara Aman Menggunakan Troli Belanja untuk Anak

Jika Bunda memilih untuk menempatkan anak di dalam troli saat berbelanja, perhatikan langkah kondusif berikut ini:

  • Pilih troli nan tampak kokoh dan tidak goyah.
  • Pastikan dudukan troli dalam kondisi utuh dan tidak rusak.
  • Selalu gunakan sabuk pengaman troli jika ada. Pastikan sabuk terpasang erat.
  • Hindari meletakkan car seat bayi di atas troli. Jika anak belum bisa duduk tegak sendiri di bangku troli, pertimbangkan pengganti lain.
  • Hanya tempatkan anak di bangku troli. Bagian luar, dasar dan keranjang troli bukan tempat nan kondusif bagi anak.
  • Tetap berada berbareng troli dan anak setiap saat.
  • Pastikan anak tetap duduk selama perjalanan.
  • Jauhkan anak dari roda troli nan bisa menjepit jari mini mereka.

Pahami juga bahwa anak nan usianya lebih besar tetap mempunyai akibat saat menggunakan troli. Salah satunya troli dapat terguling jika anak mendorongnya alias bergelantungan di atasnya.

Cara agar Belanja Aman dan Nyaman Bersama Anak

ilustrasi shopping buahilustrasi/Foto: Getty Images/rudi_suardi

Terkadang pergi berbelanja berbareng balita memang tidak bisa dihindari. Ada beberapa langkah nan dapat dilakukan agar shopping berbareng anak tetap kondusif dan nyaman, berikut ulasannya: 

1. Buat rencana dari rumah

Sebelum pergi pastikan untuk merencanakan terlebih dulu tentang tempat tujuan dan lama belanja. Apakah tempat ini bakal menjadi lingkungan nan menyulitkan bagi anak?

Pahami faktor-faktor penyebab tantrum pada anak, antisipasi sebisa mungkin. Misalnya seperti mengantuk, kelelahan, dan lapar.

2. Berikan reward

Dikutip dari Parents, memberi reward alias bingkisan saat berbelanja boleh saja, asalkan ekspektasinya jelas. Misalnya seperti:

"Kalau Anda tetap di dekat Bunda dan bicara dengan bunyi pelan selama di supermarket, Anda boleh memilih satu camilan saat selesai. Tapi jika Bunda kudu memperingatkan Anda lebih dari dua kali, kita tidak jadi membeli camilan."

Ingat, perbedaan antara bingkisan dan suap itu penting: bingkisan dijanjikan sebelumnya, sebelum munculnya perilaku negatif.

Sementara itu, suap diberikan setelah perilaku jelek terjadi dan memberi kesan bahwa berteriak/menangis bisa digunakan untuk mendapatkan apa nan diinginkan.

3. Jangan memaksakan diri

Jika anak terlihat sudah capek dan betul-betul bosan, sebaiknya pikirkan kembali untuk pergi berbelanja lebih lama. Kondisi ini rentan membikin Si Kecil menjadi tantrum, alias apalagi jadi menolak untuk duduk dengan tenang di bangku troli. 

Siapkan catatan dari rumah, sehingga waktu nan digunakan untuk berbelanja bisa lebih efisien. 

4. Ajak anak mengobrol

Meski terlihat sederhana, ini juga cukup efektif lho, Bunda. Situasi nan menantang bisa menjadi kesempatan untuk berbincang tentang hal-hal nan diminati anak. 

5. Berikan tugas kepada anak

Semakin anak merasa menjadi 'asisten' dan merasa mempunyai tanggung jawab sendiri, umumnya semakin mini kemungkinan mereka bakal mengalami tantrum.

Berikan mereka tugas-tugas sederhana, misalnya seperti meminta anak mengambil peralatan dari rak, memasukkannya ke troli, alias membantu meletakkan belanjaan ke tas. 

6. Berikan apresiasi pada diri sendiri dan anak

Jangan abaikan pentingnya memberi apresiasi atas hari nan melangkah lancar, baik pada diri sendiri maupun pada anak. 

Jika memang tidak melangkah sebaik nan diharapkan, gunakan momen ini untuk refleksi. Pikirkan apa nan bisa dilakukan secara berbeda lain kali, tanpa menyalahkan diri sendiri.

Biarkan anak tahu sungguh hebatnya mereka, dan berikan pujian nan spesifik. Misalnya, "Bunda lihat Anda sangat tenang sewaktu antre, dahsyat sekali lho, Nak."

Bisa juga dengan kalimat seperti, "Terima kasih sudah menemani Bunda shopping hari ini. Kamu sangat sopan dan membantu sekali."

7. Pilih waktu nan tepat

Situasi nan ramai sering kali bisa lebih mudah membikin anak jadi tantrum. Oleh karena itu, sebaiknya pilih waktu nan tepat dan sepi.

Misalnya di pagi hari saat supermarket baru buka, agar aktivitas berbelanja juga terasa lebih nyaman.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya