Mengapa Bunda Sering Dianggap Lebih Sayang Kepada Anak Laki-laki? Ini Kata Studi

Sedang Trending 6 hari yang lalu

Menjalani peran sebagai orang tua tentu ada momen-momen di mana Bunda merasa lebih dekat dengan salah satu anak dibandingkan nan lain. Kedekatan ini bisa dipengaruhi oleh banyak hal, seperti kegemaran nan sama, kepribadian nan cocok, alias perbedaan kebutuhan emosional dari masing-masing anak.

Namun, kondisi seperti ini juga kerap menjadi topik sensitif di dalam keluarga, terutama saat anak wanita merasa bahwa Bunda lebih memberikan perhatian kepada kakak alias adik laki-lakinya.

Fenomena ini bukan hanya terjadi di rumah Bunda saja. Faktanya, banyak orang tua di beragam bagian bumi mengalami perihal serupa. Anak laki-laki sering dianggap sebagai “anak emas”, sementara anak wanita lebih banyak menerima kritikan.

Mengapa perihal ini bisa terjadi? Apa kata penelitian dan gimana semestinya kita menyikapinya? Untuk memahami lebih dalam, yuk Bunda simak tulisan ini hingga akhir.

90 Persen Bunda akui perlakukan anak laki dan wanita secara berbeda

Mengutip dari laman The Guardian, survei nan dilakukan oleh situs parenting Netmums terhadap 2.500 ibu mengungkapkan bahwa nyaris 90 persen dari mereka, mengaku memperlakukan anak laki-laki dan wanita secara tidak sama.

Meskipun sebagian besar menyadari bahwa perihal tersebut semestinya dihindari, nyatanya praktik ini tetap sangat umum terjadi. Situasi ini pun kerap menjadi bahan perbincangan di rumah, terutama saat anak wanita merasa bahwa ibunya lebih berpihak pada kerabat laki-lakinya

Dalam hasil survei tersebut, banyak ibu nan menyebut anak laki-laki mereka sebagai sosok nan lucu, ceria, dan menggemaskan. Namun, saat anak wanita menunjukkan perilaku serupa, mereka kerap mendapat cap negatif seperti “cerewet” alias “sering membantah.”

Survei juga menunjukkan bahwa lebih dari separuh responden ibu merasa mempunyai kedekatan emosional nan lebih kuat dengan anak laki-laki dibandingkan anak perempuannya.

Menurut konselor dalam bagian psikoterapi, Crissy Duff, sikap orang tua nan lebih sering mengkritik anak wanita bisa berakibat pada kepercayaan diri mereka saat tumbuh dewasa.

Anak wanita nan dibesarkan dalam lingkungan penuh kritik condong lebih keras menilai diri sendiri, berbeda dengan anak laki-laki nan umumnya lebih santuy menyikapi kesalahan.

Pendiri Netmums, Siobhan Freegard, menjelaskan bahwa meskipun tidak mudah, para Bunda sebaiknya mulai menyadari dan mengubah kebiasaan memperlakukan anak berbeda berasas jenis kelamin.

Ia menekankan pentingnya pola asuh nan setara dan seimbang, agar setiap anak baik laki-laki maupun wanita bisa tumbuh dengan sehat secara emosional.

Studi ungkap orang tua memang punya anak kesayangan

Bukan hanya soal jenis kelamin, studi nan dikutip dari CBC News dan Yahoo Life juga menunjukkan bahwa banyak orang tua memang mempunyai anak kesayangan.

Berdasarkan meta-analisis nan melibatkan nyaris 19.500 partisipan dari 30 penelitian selama periode 2015 hingga 2022, diketahui bahwa orang tua kerap memberikan perlakuan berbeda kepada anak-anak mereka, nan dipengaruhi oleh aspek urutan kelahiran, karakter, serta jenis kelamin.

Misalnya, anak pertama biasanya lebih dipercaya untuk memikul tanggung jawab dan diberi kebebasan lebih, sedangkan anak terakhir kerap mendapatkan perlakuan nan lebih lembut dan penuh toleransi.

Namun nan lebih menarik, penelitian ini juga menunjukkan bahwa anak-anak nan dianggap “menyenangkan” dan “teliti” condong menjadi favorit, terlepas dari jenis kelamin alias urutan lahir.

Alex Jensen, salah satu peneliti dalam studi tersebut, menjelaskan bahwa kecenderungan memilih alias lebih menyukai salah satu anak ini sering kali terjadi tanpa disadari.

Ia juga mencatat bahwa anak wanita umumnya mempunyai lebih sedikit masalah perilaku, baik di rumah maupun di sekolah, sehingga orang tua lebih mudah menyukai mereka. Meski demikian, studi menunjukkan bahwa akibat dari perilaku "pilih kasih" ini tergolong minimal dan belum tentu bertindak sama di setiap keluarga.

Menurut profesor sosiologi dari University of Alberta, Lisa Strohschein, argumen orang tua mempunyai anak nan lebih disukai rupanya jauh lebih rumit dibanding sekadar aspek urutan kelahiran alias jenis kelamin.

Namun, jika perilaku ini terus berjalan tanpa disadari, dapat menimbulkan ketegangan dan merusak keselarasan dalam hubungan keluarga.

Dalam wawancaranya dengan Yahoo Life, Dr. Blaise Aguirre dari Harvard Medical School menyarankan agar orang tua lebih terbuka dan bersedia berbincang dengan anak tentang emosi mereka. Dengan begitu, anak merasa didengar dan dipahami, bukan dibanding-bandingkan alias diabaikan.

Memahami bahwa perlakuan berbeda pada anak bisa berakibat jangka panjang adalah langkah awal nan penting. Meskipun tidak mudah, Bunda tetap bisa membentuk pola asuh nan lebih setara dan penuh cinta bagi semua anak. 

Demikian ulasan mengenai pendapat nan menyebut bahwa seorang ibu lebih menyayangi anak laki-lakinya. Hasil survey menunjukkan bahwa kecenderungan seorang ibu lebih dekat dengan anak laki-lakinya dibanding anak perempuannya. Bagaimana dengan Bunda di rumah? Share yuk di kolom komentar!

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya