Hamil Di Usia 44 Setelah 6 Th Ivf, Kisah Lindsay Yang Berhasil Jadi Ibu Lewat Satu Embrio

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Mendapatkan kehamilan di usia 40 tahun bukan perihal nan mudah bagi Lindsay Albanese. Perempuan nan bekerja sebagai influencer media sosial ini kudu berjuang selama enam tahun untuk bisa mengandung melalui program bayi tabung atau in vitro fertilization (IVF).

Lindsay akhirnya bisa mendapatkan kehamilan pertamanya di usia 44 tahun. Ia menjalani operasi untuk mendapatkan satu embrio nan layak hingga dinyatakan hamil, Bunda.

Memutuskan untuk program mengandung di usia 38 tahun

Setelah menikah, Lindsay tak langsung memutuskan untuk mempunyai momongan dengan suaminya. Ia dan sang suami konsentrasi pada pekerjaan masing-masing. Keduanya menghabiskan paruh pertama pernikahan dengan 'perasaan puas' lantaran mereka bisa menghabiskan waktu untuk menjalankan upaya dan berkeliling dunia.

Memasuki usia 38 tahun, Lindsay menyadari bahwa waktunya nyaris lenyap untuk menjadi orang tua. Ia dan suami lantas menjalani program mengandung secara alami. Namun, Lindsay tak kunjung mendapatkan kehamilan.

"Cinta pertama kami adalah karier, jadi usia pun bertambah dan saya berpikir, 'Oke, jika kita mau melakukan ini (menjadi orang tua), kita kudu melakukannya sekarang,'," katanya, dilansir People.

"Saya pun melepas perangkat kontrasepsi dan kemudian perjalanan panjang dimulai, di mana saya tidak bisa hamil, saya kudu pergi ke beragam dokter, dan merasa tertekan untuk langsung menjalani program bayi tabung tanpa mencari tahu lebih dalam, kenapa saya tidak bisa hamil?" sambungnya.

Setelah dua tahun mencoba, Lindsay dan suaminya beranjak ke fertilisasi intrauterin (IUI) atas rekomendasi dokter. Mereka menjalani proses tersebut lima kali tanpa hasil. Keduanya lampau direkomendasikan oleh ahli kesuburan untuk menjalani program bayi tabung.

"Saya merasa ada nan tidak beres. Jika bukan lantaran emosi itu, saya tahu saya tidak bakal mengandung sekarang," ungkapnya.

Tak lama setelah dokternya merekomendasikan bayi tabung, Lindsay mendengar aktris Gabrielle Union berbincang tentang perjuangannya mengatasi masalah kesuburan. Saat itu, sang bintang sempat mengatakan bahwa dia didiagnosis endometriosis. Lindsay langsung tersadar dan segera memeriksakan kondisinya ke dokter.

"Saya seperti, 'Ya Tuhan, ini pertanda, dan saya tidak berbual ketika saya memberi tahu perihal ini. Dalam waktu 10 menit setelah (dokter)melakukan USG, master mengatakan jika saya menderita endometriosis (dan) saya mengalami pertumbuhan septum tulang rawan di bagian tengah rahim saya, tempat 80 persen implantasi terjadi," ujar Lindsay.

Lindsay mengandung lewat satu embrio

Lindsay mengetahui bahwa dia kudu menjalani operasi laparoskopi dan menunggu setahun sebelum menjalani tiga putaran IVF lagi. Setelah menjalani proses tersebut, Lindsay dan suaminya hanya mempunyai satu embrio. Dari satu embrio ini, dia sukses mengandung anak pertamanya.

"Bagian nan gila adalah, hanya butuh satu (embrio. Satu tambah satu tidak sama dengan dua dalam perjalanan kesuburan kamu. Hanya lantaran Anda mempunyai banyak sel telur, bukan berfaedah peluangmu lebih baik. Bagi saya, saya hanya punya delapan, lampau hanya satu nan bertahan. Saya pikir saya sudah tamat," katanya.

Ketika pertama kali mengetahui bahwa dia hamil, Lindsay mengatakan bahwa dia tidak sepenuhnya menerima berita baik itu. Hal tersebut lantaran dia telah banyak mengalami kegagalan, Bunda.

"Ketika Anda mengalami pengalaman traumatis selama bertahun-tahun mencoba (hamil), tidak terdiagnosis, lampau terdiagnosis, mengalami beberapa IUI nan gagal, beberapa putaran IVF nan gagal. Kamu mulai melindungi diri sendiri, jadi Anda mulai merasa seperti mempunyai tembok nan kokoh," ujar Lindsay.

Lindsay tak mau bersikap terlalu gempar saat mengetahui kehamilannya. Ia merasa perlu memastikan bahwa kehamilannya melangkah baik, Bunda.

"Kamu takut menyerah pada emosi sampai betul-betul tahu bahwa kemungkinan keguguran sangat kecil. Itu lantaran Anda hanya berupaya melindungi diri sendiri," ungkapnya.

Lindsay juga cemas kehamilannya mungkin lebih susah daripada kehamilan lainnya lantaran dia mengandung di usia 44 tahun. Meskipun Lindsay mengatakan bahwa kehamilannya melangkah cukup lancar, setidaknya dia kudu mematuhi beberapa patokan dari dokter.

"Saya tidak berolahraga sama sekali sejak dua minggu sebelum transfer embrio, lantaran master mengatakan bahwa olahraga berat tidak baik ketika Anda mau hamil," katanya.

"Saya betul-betul percaya itu membantu segalanya, sirkulasi, pola pikir, pembengkakan, kesehatan pikiran, dan tubuh saya secara keseluruhan."

Perasaan Lindsay setelah melahirkan dan menjadi ibu

Lindsay kudu menjalani operasi caesar untuk melahirkan seorang anak wanita nan diberi nama Saeyer Essx. Setelah melahirkan, Lindsay kembali merenungkan semua nan telah dia lalui hanya untuk mendapatkan satu kesempatan menjadi seorang ibu.

"Ini sungguh spiritual. Kamu semestinya berada di sini melawan segala rintangan. Kita hanya punya satu kesempatan, dan sekarang ada di sini," ujar Lindsay.

"Saya rasa siapa pun nan memulai perjalanan ini bakal setuju lantaran Anda langsung berpikir bahwa semakin banyak Anda mencoba, semakin besar peluangnya. Tetapi saya di sini untuk berbagi bahwa hanya butuh satu kali, dan itu mungkin terjadi," sambungnya.

Lindsay mengaku lega lantaran bisa mengandung dan merasakan menjadi seorang Bunda. Ia menganggap apa nan terjadi di hidupnya sebagai sebuah keajaiban.

"Saya rasa di situlah saya merasa sangat emosional. Saya melihatnya (putri saya) dan berpikir, enam tahun mencoba, enam tahun menjalani IVF, beberapa putaran, operasi, dan dia adalah satu-satunya embrio nan memperkuat hidup. Jika memang bukan takdirnya, saya tidak tahu apa itu. Rasanya seperti keajaiban," ungkap Lindsay.

Demikian kisah Lindsay nan mengandung di usia 44 tahun setelah enam tahun menjalani IVF.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ank/pri)

Selengkapnya