Cerita Marco Anak Diah Permatasari Beli Nasi Padang Ke Teman Sekolah Di As, Sebungkus Rp290 Ribu

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Siapa sangka, jauh di Amerika Serikat, Marco, putra dari aktris Diah Permatasari dan Anton Wahyu Jatmiko, rela mengeluarkan nyaris Rp300 ribu hanya demi sebungkus nasi Padang. Kebiasaan makan makanan Indonesia ini rupanya melekat kuat sejak dia kecil.

Di tengah kehidupan kuliahnya nan padat di luar negeri, Marco punya satu pelarian sederhana, ialah makan. Kebiasaan ini adalah langkah Marco untuk merasa terhubung dengan Tanah Air.

Sejak kecil, Marco memang dikenal doyan makan. Tak heran tubuhnya tumbuh tinggi, lantaran apa pun nan disajikan selalu dia lahap, mulai dari gado-gado hingga rawon.

"Kita makan (quality time) pokoknya Marco ini dari mini hobinya makan, dia makan apa saja semuanya suka, gado-gado, asinan, semuanya dia suka. Makanya, tingginya bisa setinggi ini," ujar Diah, dikutip dari kanal YouTube TRANS TV Official.

Makanan Indonesia jadi obat kangen Marco di negeri seberang

Kuliah di luar negeri membikin Marco terbiasa hidup mandiri, termasuk dalam urusan makanan. Tapi sesekali, rasa kangen bakal makanan unik Indonesia susah dibendung. Dan salah satu nan paling sering dicari? Tentu saja, nasi Padang!

Menariknya, Marco tidak membelinya dari restoran besar, tapi dari kawan sesama pelajar asal Indonesia nan mencoba peruntungan dengan berdagang makanan. Meski hanya nasi balut sederhana, Marco tetap rela merogoh kocek cukup dalam untuk sebungkus makanan kesukaannya itu.

"Ada kawan saya di Amerika dia jual nasi Padang, orang Indo. Harganya 18 dolar," kata Marco, mengutip dari kanal Youtube TRANS7 Official.

Jika dirupiahkan, nilai US$18 setara dengan 290 ribu rupiah. Meski terbilang mahal, Marco merasa porsinya sepadan dengan nilai tersebut.

"Porsinya sama, tapi jika di Amerika ayamnya lebih gede. Ayam bule, gede banget," ujarnya.

Doyan makan tapi tetap langsing, ini rahasia Marco

Dengan nafsu makan sebesar itu, banyak orang bertanya-tanya, gimana bisa Marco enggak gemuk? Jawabannya rupanya sederhana. Ia punya kebiasaan sehat nan menjaga tubuhnya tetap proporsional.

Laki-laki kelahiran 17 Agustus 2006 ini merupakan atlet basket di sekolahnya. Aktivitas ini jelas berkontribusi pada postur tubuhnya nan tinggi dan proporsional.

Namun bukan hanya itu, Marco juga giat berolahraga tiga kali seminggu. Ia tidak hanya jogging, tapi juga melakukan latihan kardio dan angkat beban di gym.

"Ya, sering. Tiga kali seminggu olahraganya, nge-gym, kardio, angkat besi," kata Marco.

Bundanya pun mendukung penuh kebiasaan sehat ini. Diah merasa bangga memandang Marco tumbuh menjadi pribadi nan tidak hanya mandiri, tapi juga bertanggung jawab terhadap kesehatannya sendiri.

Marco dan cita-cita sederhananya nan sekarang tetap dia cari

Saat ini Marco sedang menempuh pendidikan di bidang real estate, sebuah bagian nan dia pilih lantaran minatnya pada upaya dan pembangunan. Meski begitu, dia mengaku belum terlalu memikirkan masa depan secara rinci.

Bagi Marco, perihal nan paling krusial saat ini adalah konsentrasi belajar dan menikmati setiap proses nan dijalani. Ia pun belum mempunyai gambaran pasti mengenai rencana setelah lulus, meskipun menjadi pengusaha sempat terlintas di pikirannya.

"Mas belum tahu sih... jadi kayak pengusaha tapi ya belum terlalu kepikiran. Jadi kayak ya udah kuliah aja dulu," ujarnya.

Bagi Diah, nan terpenting adalah memandang anaknya tumbuh bahagia. Ia berambisi Marco bisa sukses dengan jalannya sendiri dan tetap menjadi pribadi nan rendah hati.

Walau tinggal di luar negeri, Maro selalu terkenang masa kecilnya di Tanah Air

Meski sekarang tinggal di luar negeri, Marco tetap ingat masa-masa kecilnya di Indonesia. Dari nama-nama pembimbing sekolah dasarnya hingga cerita kocak soal balasan berdiri di depan kelas, semua tetap tersimpan di memorinya.

Marco juga mengaku tak pernah diperlakukan kasar alias mendapat balasan nan aneh-aneh saat sekolah dulu. Pengalamannya cukup menyenangkan, meski tentu tidak lepas dari kenakalan unik anak-anak.

"Marco nan krusial dikasih makan enak, diam," kata Diah.

Kini meskipun sedang menempuh kuliah jauh dari rumah, Marco tetap membawa satu kebiasaan nan membuatnya merasa dekat dengan keluarga, ialah menyantap makanan favoritnya. Entah itu opor ayam, nasi goreng, alias apalagi nasi Padang seharga Rp290 ribu.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/rap)

Selengkapnya