Jakarta -
Berhubungan saat awal kehamilan sering membikin pasangan suami istri (pasutri) merasa khawatir. Salah satu nan ditakutkan, hubungan intim dapat memicu keguguran. Amankah berasosiasi intim di awal kehamilan? Ketahui patokan dan faktanya, Bunda.
Dalam banyak hal, trimester pertama kehamilan bisa terasa paling sulit. Bunda bakal mengalami indikasi seperti mual, kelelahan, dan hormon nan sangat tinggi, resah tentang segala perihal nan berpotensi membahayakan janin, termasuk berasosiasi seks.
Hal ini dapat membikin pasutri bertanya-tanya apakah semuanya terlarang selama sembilan bulan nan panjang itu.
Keamanan berasosiasi seks di awal kehamilan
Amankah berasosiasi intim di awal kehamilan? Dr. Valinda Nwadike, master bersertifikat ABMS nan mengkhususkan diri dalam kebidanan dan ginekologi menjelaskan bahwa umumnya berasosiasi seks selama sembilan bulan kehamilan aman.
"Jika Anda mempunyai kondisi medis nan mendasarinya alias akibat komplikasi, master bakal memberi tahu Anda kapan dan berapa lama waktu nan kondusif untuk berasosiasi seks," kata Nwadike dilansir dari Healthline.
Kecemasan tentang seks saat mengandung cukup umum, tetapi bayi lebih kondusif di dalam kandungan daripada nan orang nan kira.
Kebanyakan pasutri resah berasosiasi intim dapat menyebabkan keguguran. Namun, pada kehamilan normal seks itu kondusif selama 9 bulan termasuk pada trimester pertama.
"Kecuali jika master Anda telah memberi tahu Anda untuk tidak berasosiasi seks, tidak ada argumen untuk menghindarinya — terlepas dari usia kehamilan Anda," jelas Nwadike.
Faktanya, otot-otot di sekitar rahim seorang calon ibu, serta cairan ketuban di dalamnya, membantu melindungi bayi saat berasosiasi seks, dan sumbat lendir di pembukaan serviks mencegah kuman masuk.
Nwadike menyadari umumnya akibat keguguran selama trimester pertama lebih tinggi dibanding trimester lainnya. Sekitar 10% kehamilan berhujung dengan keguguran, dengan sebagian besar terjadi sebelum minggu ke-12 kehamilan.
"Tetapi krusial untuk dicatat bahwa seks bukanlah penyebabnya," ujarnya.
Perubahan kromosom nan berkembang selama pembuahan embrio, kata Nwadike, menjadi penyebab paling umum keguguran dini. Banyak penyebab nan tidak diketahui.
Aturan berasosiasi intim pada awal kehamilan
Pasutri dapat berasosiasi seks dengan kondusif selama kehamilan asalkan kehamilannya sehat. Namun, untuk memastikannya usahakan untuk melakukan beberapa perihal di bawah ini:
1. Konsultasi dengan dokter
Untuk berasosiasi intim pada kehamilan nan disertai perdarahan, kram hebat, plasenta previa, riwayat keguguran, hingga kehamilan kembar, sebaiknya berkonsultasi terlebih dulu dengan dokter. Aktivitas seksual dengan kondisi tersebut bisa berisiko untuk kehamilan Bunda.
2. Menghindari tekanan pada perut
Sebaiknya ibu mengandung memilih posisi nan tidak menekan perut. Melansir laman MedicalNewsToday, seorang ibu mengandung mungkin merasa lebih nyaman berasosiasi intim dalam posisi dapat mengontrol kedalaman dan kecepatan penetrasi. Posisi nan nyaman ibu mengandung berada di atas namalain woman on top, bercumbu berdampingan, alias duduk di tepi ranjang.
Jika ibu mengandung berebahan telentang, pada kehamilan besar maka berat bayi dapat memberi tekanan ekstra pada organ dalam alias arteri utamanya.
3. Menjaga kebersihan
Pasutri dalam berasosiasi seks kudu memastikan tidak mempunyai jangkitan menular seksual (IMS). Infeksi seperti klamidia dan gonore bisa berisiko menular ke janin.
4. Mendengarkan tubuh
Gejala nan kerap ibu mengandung rasakan pada awal kehamilan adalah mual, lelah, serta perubahan hormon nan menyebabkan antusiasme menurun. Ibu mengandung sebaiknya tak memaksakan diri jika merasa tidak nyaman.
Manfaat seks selama kehamilan
Seks selama kehamilan dapat memberikan beberapa faedah pada ibu mengandung dan pasangannya. Manfaat nan mungkin didapat antara lain:
- Orgasme nan lebih baik. Peningkatan aliran darah ke perangkat kelamin dapat meningkatkan jumlah orgasme nan lebih kuat pada ibu hamil.
- Seks membakar kalori dan dapat membantu menjaga kebugaran kedua pasangan.
- Ikatan antar pasangan. Beberapa pasangan merasa bahwa aktivitas seksual selama kehamilan membikin lebih dekat.
- Meningkatkan sistem kekebalan tubuh. Sebuah studi tahun 2004 menemukan bahwa seks meningkatkan IgA, ialah antibodi nan membantu mencegah pilek dan jangkitan lainnya.
- Meningkatkan kebahagiaan. Orgasme melepaskan endorfin nan dapat membantu ibu dan bayi merasa senang dan rileks.
Berhubungan saat awal kehamilan umumnya kondusif dan tidak bakal menyebabkan keguguran jika tidak ada komplikasi medis. Namun, pasutri krusial untuk berkonsultasi dengan master kandungan sebelum beraktivitas seksual. Usahakan untuk selalu berkomunikasi dengan pasangan.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(pri/pri)