3 Cara Mengatasi Emosi Anak Meledak-ledak Karena Terpapar Gadget Menurut Psikolog

Sedang Trending 1 minggu yang lalu

Jakarta -

Bunda mungkin pernah mengalami, anak tiba-tiba tantrum, marah, alias menangis hanya lantaran diminta berakhir main gadget. Perilaku seperti ini bisa menjadi tanda bahwa emosi anak mulai terpengaruh oleh paparan layar nan berlebihan.

Rupanya, pengaruh gadget terhadap kesehatan mental anak tidak bisa diremehkan. Hal ini disampaikan oleh Psikolog Klinis Anak dari RS Siloam Sriwijaya, Devi Delia, M.Psi., Psikolog, dalam sesi live Instagram berbareng HaiBunda.

Terkait perihal ini, lama screen time menjadi perhatian utama. Semakin sering anak terpapar layar, maka bakal semakin besar pula kemungkinan mereka mengalami gangguan emosinya.

"Banyak banget anak-anak nan terlalu berlebihan dalam menggunakan gadget, lampau emosinya jadi meledak-ledak. Tontonan nan mereka lihat dari gadget itu sangat memengaruhi langkah mereka merespons sesuatu," ujar Devi.

Mengapa gadget bisa picu ledakan emosi pada anak?

Gadget bisa memengaruhi sistem saraf anak secara langsung lho, Bunda. Saat terlalu lama menatap layar, otak Si Kecil jadi lebih sensitif terhadap rangsangan dari luar sehingga mudah kewalahan.

Akibatnya, anak jadi mudah frustrasi saat sesuatu tidak melangkah sesuai keinginannya. Bunda mungkin bakal memandang anak lebih sigap marah alias rewel, apalagi hanya lantaran perihal kecil.

Konten nan cepat, bising, dan penuh visual bergerak juga bikin otak anak bekerja lebih keras dari seharusnya. Akibatnya, mereka jadi susah fokus, lebih mudah terdistraksi, dan bingung mengatur emosinya sendiri.

Tak jarang juga, anak meniru ekspresi marah alias perilaku kasar dari tontonan nan dilihatnya, baik dari animasi maupun video pendek. Bunda perlu waspada lantaran perihal ini bisa memicu ledakan emosi nan makin sering dan susah dikendalikan.

Dampak jangka panjang ketika emosi anak tidak stabil

Jika tidak ditangani sejak dini, emosi nan tidak stabil bisa memengaruhi tumbuh kembang Si Kecil secara menyeluruh. Anak bisa kesulitan menjalin relasi sosial, susah percaya diri, apalagi berisiko mengalami halangan saat memasuki usia remaja nanti.

Kebiasaan melampiaskan emosi secara impulsif juga berisiko terbawa hingga dewasa, jika tidak Bunda arahkan sejak dini. Hal ini bisa berakibat pada langkah anak menyelesaikan masalah, berinteraksi dengan orang lain, alias menghadapi tekanan hidup nan semakin kompleks di masa depan.

Selain itu, anak nan emosinya tidak seimbang condong susah konsentrasi dalam belajar. Konsentrasi nan menurun ini bisa berakibat langsung pada prestasi akademik, serta menurunkan rasa percaya dirinya saat merasa tertinggal dari teman-temannya.

Dalam jangka panjang, anak mungkin merasa terisolasi alias tidak dipahami, lampau menarik diri dari lingkungan. Itulah sebabnya krusial bagi Bunda segera mengenali dan mengatasi emosi anak sebelum berakibat lebih jauh.

Cara mengatasi emosi anak meledak-ledak lantaran terpapar gadget

Ilustrasi Anak Main GadgetIlustrasi Anak Main Gadget/ Foto: iStock

Menurut Psikolog Devi Delia, paparan gadget berlebih bisa memicu emosi anak jadi meledak. Oleh lantaran itu, Bunda perlu segera ambil langkah agar emosi anak kembali stabil. Berikut langkah mengatasi anak meledak-ledak lantaran terpapar gadget:

1. Stop gadget dengan patokan nan jelas

Langkah awal nan sangat krusial adalah menghentikan penggunaan gadget secara total untuk sementara waktu. Anak butuh batas nan tegas agar tahu mana nan boleh dan tidak sejak awal.

Tanpa batasan, anak bisa terus terpancing oleh rangsangan dari layar dan makin susah dikendalikan emosinya. Hal ini membikin emosinya semakin susah dikendalikan, Bunda.

"Pertama, stop gadget. Saya selalu sarankan, tolong dibantu dengan patokan nan jelas. Jangan sampai terlanjur kecanduan. Secara ilmu, kecanduan gadget itu nyaris sama seperti kecanduan obat-obatan," kata Devi.

2. Lakukan detoks gadget selama tiga hari

Bunda dan aAyah bisa mencoba melakukan detoks gadget penuh selama tiga hari. Hal ini berfaedah anak tidak diberikan akses ke layar dalam corak apa pun, termasuk TV, tablet, alias ponsel, agar otaknya betul-betul beristirahat.

"Solusinya, lakukan detoks gadget selama tiga hari penuh-tidak diberikan gadget sama sekali," ujar Devi.

Selama detoks, isi hari anak dengan aktivitas menyenangkan seperti menggambar alias bermain di luar. Bunda juga bisa mengajaknya membaca kitab berbareng agar tetap merasa terhibur.

3. Terapkan patokan baru nan sehat dan terukur

Setelah masa detoks selesai, Bunda bisa mulai memperkenalkan kembali gadget dengan patokan nan lebih sehat. Misalnya, menetapkan waktu unik penggunaan gadget seperti satu jam sehari setelah belajar.

"Setelah masa detoks itu selesai, baru kita terapkan patokan baru nan lebih sehat dan terukur," katanya,

Pastikan patokan baru diterapkan secara konsisten setiap hari. Libatkan Si Kecil dalam membikin kesepakatan agar dia merasa dihargai dan belajar bertanggung jawab.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(ndf/fir)

Selengkapnya