Jakarta -
Jadwal imunisasi anak usia 0 hingga 6 bulan krusial untuk dipenuhi dengan tepat. Hal ini terutama guna mengoptimalkan daya tahan tubuh Si Kecil.
Ya, imunisasi merupakan langkah pencegahan spesifik untuk mencegah penyakit menular pada bayi dan juga balita. Efektivitas imunisasi bakal lebih maksimal jika dilakukan secara berjenjang dan lengkap.
Selain itu, Satgas Imunisasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) juga menyebut bahwa dalam waktu 4-6 pekan setelah imunisasi bakal timbul antibodi untuk mencegah penularan penyakit. Diharapkan anak pun jadi lebih kuat dan tidak mudah tertular jangkitan serta terkena sakit berat.
Manfaat imunisasi untuk kesehatan anak
Dikutip dari buku Pedoman Imunisasi di Indonesia Edisi Ketujuh Tahun 2024 nan disusun oleh Satgas Imunisasi IDAI, penyakit jangkitan seperti polio, campak, dan difteri dapat dicegah dengan imunisasi.
IDAI juga menyebut bahwa imunisasi merangsang kekebalan spesifik di dalam tubuh bayi dan anak, sehingga bisa melawan penyakit-penyakit nan berbahaya, mencegah sakit berat, abnormal dan kematian.
Jadwal imunisasi anak usia 0-6 Bulan
Menurut rekomendasi IDAI terbaru nan dirilis pada tahun 2024 dalam laman resminya, berikut ulasan tentang agenda imunisasi anak usia 0-6 bulan:
1. Bayi baru lahir
Bayi baru lahir (usia kurang dari 24 jam) perlu mendapatkan imunisasi Hepatitis B (HB-1). Pemberian didahului penyuntikan vitamin K minimal 30 menit.
Bayi dengan berat lahir kurang dari 2.000 gram, imunisasi hepatitis B sebaiknya ditunda sampai berumur 1 bulan alias lebih, selain Bunda HBsAg positif dan bayi segar berikan imunisasi HB segera setelah lahir tetapi tidak dihitung sebagai dosis primer.
2. Bayi usia 0-1 bulan
Jadwal imunisasi berikutnya untuk bayi usia 0-1 bulan ialah Polio 0 dan BCG. Vaksin BCG sebaiknya diberikan segera setelah lahir alias segera mungkin sebelum bayi berumur 1 bulan.
3. Bayi usia 2-4 bulan
Di usia 2 bulan, imunisasi nan perlu diberikan yakni: DPT-HiB 1, Polio 1, Hepatitis B-2, Rotavirus 1, PCV 1.
Nantinya di usia 3 bulan imunisasi nan perlu diberikan yakni: DPT-HiB 2, Polio 2, Hepatitis B-3. Lalu untuk bayi usia 4 bulan diberikan imunisasi yakni: DPT-HiB 3, Polio 3 (IPV alias polio suntik), Hepatitis B-4 dan Rotavirus 2.
4. Bayi usia 6 bulan
Nah, kemudian di usia 6 bulan, bayi perlu diberikan imunisasi PCV 3, Rotavirus 3 (pentavalen) dan Influenza 1.
Vaksin rotavirus pentavalen diberikan 3 kali, dosis pertama 6-12 minggu, dosis kedua dan ketiga dengan interval 4 sampai 10 minggu, kudu selesai pada umur 32 minggu.
Sementara itu, vaksin influenza diberikan mulai umur 6 bulan, diulang setiap tahun. Pada umur 6 bulan sampai 8 tahun imunisasi pertama 2 dosis dengan interval minimal 4 minggu. Umur lebih dari 9 tahun, imunisasi pertama 1 dosis.
Apa saja jenis vaksin nan diberikan pada usia 0-6 bulan?
Ilustrasi anak diimunisasi/Foto: Getty Images/iStockphoto/Prostock-Studio
Selain agenda imunisasi, perihal lain nan perlu juga dipahami oleh orang tua adalah masing-masing jenis vaksin dan manfaatnya bagi kesehatan anak. Berikut ulasan lengkapnya, Bunda:
1. Hepatitis B
Hepatitis B adalah jangkitan serius akibat virus nan berpotensi menyebabkan kerusakan hati nan parah, termasuk peningkatan akibat penyakit hati kronis dan kematian. Anak-anak di bawah usia 5 tahun mungkin tidak menunjukkan tanda alias indikasi jangkitan apa pun.
Akan tetapi, anak-anak nan berumur lebih dari 5 tahun mungkin mengalami indikasi seperti kelelahan, penyakit kuning, mual, dan muntah.
Centers for Disease Control and Prevention (CDC) merekomendasikan agar semua bayi menerima vaksinasi hepatitis B untuk membantu mencegah infeksi.
2. Polio
Vaksin polio sangat krusial untuk didapat oleh bayi, lantaran penyakit ini berpotensi menimbulkan kelumpuhan.
3. BCG
Imunisasi BCG (Bacille Calmette Guerin) dilakukan untuk melindungi bayi dari penyakit tuberkulosis (TB). Hal ini merupakan penyakit nan disebabkan oleh jangkitan kuman Mycobacterium tuberculosis.
Selain menghindari penyakit tuberkulosis, vaksin BCG juga dapat mencegah terjadinya radang otak (meningitis) akibat dari komplikasi TB.
4. DPT
DPT merupakan singkatan dari difteri, pertusis, dan tetanus. Bisa diberikan pada bayi berumur 2-4 bulan dengan jarak pemberian 1 bulan.
Difteri sendiri merupakan penyakit akibat jangkitan bakteri, nan dapat menyerang semua usia dan mengakibatkan sesak napas apalagi kematian. Batuk rejan alias pertusis dikenal sebagai penyakit 'batuk 100 hari', merupakan penyakit nan disebabkan oleh bakteri.
Tetanus adalah penyakit jangkitan akut nan disebabkan oleh kuman Clostridium tetani. Bakteri ini menghasilkan neurotoksin nan dapat memengaruhi sistem saraf pusat dan menyebabkan tegang otot.
5. PCV (Pneumococcal Conjugate Vaccine)
PCV namalain pneumokokus adalah gangguan paru-paru taraf sedang hingga berat nan susah ditanggulangi jika terlanjur menginfeksi. Vaksin PCV diberikan pada usia 2, 4, dan 6 bulan dengan booster pada usia 12-15 bulan.
6. Rotavirus
Virus Rotavirus menyerang sistem pencernaan dan berisiko dapat mengganggu tumbuh kembang anak. Untuk mencegah perihal ini terjadi, vaksin ini pun termasuk dalam tahapan imunisasi bayi baru lahir hingga usia 6 bulan.
7. Influenza
Vaksin influenza disuntikkan mulai usia 6 bulan. Untuk suntikan pertama pada usia 6 bulan, berikan 2 dosis vaksin dengan interval 4 minggu. Selanjutnya pengulangan setiap tahun satu kali menggunakan vaksin nan tersedia.
Tips meningkatkan imun bayi
Selain dengan memenuhi agenda imunisasi secara berjenjang dan lengkap, sebisa mungkin upayakan untuk memberikan ASI eksklusif untuk bayi.
Mulai usia 6 bulan, penuhi kebutuhan nutrisinya dengan makanan pendamping ASI (MPASI) bergizi komplit dan seimbang. Jaga kebersihan diri dan lingkungan sekitar bayi.
Pastikan untuk selalu rutin mencatat agenda pemberian vaksin dan berkonsultasi dengan master jika memang ragu. Penuhi kewenangan Si Kecil untuk tumbuh sehat, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)