Kehamilan Trimester Ketiga Jadi Kunci, Pola Makan Bumil Bisa Bentuk Mental Anak

Sedang Trending 1 hari yang lalu

Jakarta -

Bunda pasti sudah tahu bahwa memenuhi kebutuhan nutrisi selama kehamilan sangat krusial bagi kesehatan bentuk janin. Namun, tahukah Bunda jika pola makan ibu mengandung (bumil) juga bisa berakibat lebih besar pada kesehatan mental anak di masa depan?

Penelitian terbaru mengungkap bahwa trimester ketiga, namalain masa-masa akhir kehamilan, merupakan periode paling krusial nan sangat dipengaruhi oleh pola makan bumil. Pada fase ini, perkembangan emosi dan perilaku anak mulai terbentuk sejak dalam kandungan, lho.

Penasaran gimana perihal ini bisa terjadi? Yuk, simak info lengkapnya nan sudah HaiBunda rangkum unik untuk Bunda di bawah ini!

Pola makan bumil di trimester ketiga bisa pengaruhi mental anak

Apapun nan Bunda konsumsi selama trimester ketiga kehamilan rupanya bisa berakibat langsung pada kondisi mental Si Kecil di masa depan. Temuan ini bukan isapan jempol semata, melainkan hasil studi ilmiah dari Oregon Health & Science University (OHSU), Amerika Serikat.

Dalam penelitian nan dipublikasikan di jurnal Scientific Reports pada Maret 2025, para peneliti menemukan bahwa pola makan bumil di trimester akhir berangkaian erat dengan peningkatan akibat gangguan kesehatan mental pada anak. Fokusnya bukan sekadar pada nutrisi secara umum, tapi juga pada jenis makanan dan waktu konsumsinya selama masa kehamilan.

Studi ini melibatkan lebih dari 300 ibu mengandung nan diminta mencatat asupan makanan, menjalani pengukuran komposisi tubuh, serta memberikan sampel darah. Hasilnya menunjukkan bahwa konsumsi makanan dengan indeks glikemik (IG) tinggi, seperti roti putih, sereal manis, keripik, dan makanan olahan lainnya, berpotensi memicu perubahan emosi dan perilaku bayi.

Sebaliknya, makanan rendah IG seperti buah-buahan segar, sayuran hijau, kacang-kacangan, dan biji-bijian utuh justru mendukung kestabilan emosi dan respons bayi terhadap stres.

Perlu Bunda ketahui, indeks glikemik adalah ukuran seberapa sigap makanan meningkatkan kadar gula darah. Gula darah nan melonjak tajam dapat memicu peradangan dan mengganggu keseimbangan hormon, termasuk nan berkedudukan dalam perkembangan sistem saraf bayi.

Selanjutnya, penilaian berikutnya dilakukan saat bayi berumur enam bulan, ialah dengan mengawasi perilaku dan keahlian izin emosi bayi baik di rumah maupun di laboratorium. Hasilnya menunjukkan adanya pola konsisten dan pengaruh signifikan antara jenis asupan makanan ibu saat mengandung dan perilaku bayi setelah lahir.

Efek signifikan tersebut hanya ditemukan pada trimester ketiga, bukan sebelumnya. Artinya, fase akhir kehamilan merupakan periode nan sangat sensitif terhadap asupan nutrisi, seiring dengan puncaknya perkembangan otak janin. Di sinilah pola makan bumil memegang peran krusial dalam membentuk dasar kondisi mental anak, ya, Bunda.

Hungry mother to be eating meat for to fight iron deficiency and anemiaHamil trimester 3/ Foto: Getty Images/nicoletaionescu

Edukasi pola makan bumil perlu difokuskan di trimester akhir kehamilan

Peneliti utama, Elizabeth Wood, Ph.D., menegaskan bahwa temuan ini membuka kesempatan besar untuk edukasi gizi nan lebih terarah. Tindakan pemenuhan nutrisi nan dilakukan tepat waktu, terutama di trimester akhir, dapat menurunkan akibat gangguan perilaku dan emosional sejak dini.

“Kalau kita tahu kapan waktu paling sensitif, maka kita bisa membikin perubahan nyata untuk kesehatan bayi,” ujar Elizabeth.

Senada dengan itu, Dr. Jamie Lo, ahli obstetri dan ginekologi di OHSU, menyebut bahwa banyak ibu baru memulai pemeriksaan kehamilan setelah trimester pertama. Maka dari itu, trimester kedua dan ketiga menjadi momen krusial bagi tenaga medis untuk mengedukasi ibu tentang pentingnya pola makan nan seimbang dan terukur.

“Tujuan saya sebagai master adalah membantu pasien membikin pilihan makanan terbaik demi kesehatan jangka panjang anak mereka. Dan dari studi ini, kita tahu bahwa pola makan bumil di trimester ketiga sangat krusial,” tegas Dr. Lo.

Para peneliti berambisi hasil studi ini bisa menjadi injakan untuk kebijakan kesehatan nan lebih inklusif, memperluas akses ibu mengandung terhadap makanan sehat, dan memperkuat intervensi gizi selama kehamilan. Menurut Elinor Sullivan, Ph.D., salah satu peneliti utama, akibat pola makan bumil dapat menembus pemisah generasi.

“Ketika kita melakukan intervensi selama kehamilan, kita bukan hanya memberi faedah pada ibu dan bayinya, tapi juga pada cucunya kelak. Kita sedang membentuk kesehatan generasi masa depan,” ungkap Elinor.

Tips pola makan bumil demi mental anak nan sehat

Melansir PubMed Central, pada trimester ketiga kehamilan, ibu mengandung wajib mengonsumsi makronutrien dan mikronutrien secara seimbang. Sebab, asupan gizi nan tepat membantu pembentukan organ tubuh janin, memperkuat sistem imun, dan mendukung perkembangan kegunaan kognitif. Contohnya, nutrisi seperti unsur besi dan omega-3 nan terbukti dapat mencegah keterlambatan perkembangan dan meningkatkan daya pikir anak, Bunda.

Sebaliknya, pola makan bumil nan tidak seimbang, baik kekurangan gizi maupun kelebihan berat badan, dapat meningkatkan akibat bayi lahir dengan berat badan rendah, gangguan perkembangan otak, hingga penyakit kronis di kemudian hari.

Tak boleh ketinggalan, kesehatan mental Bunda selama kehamilan juga memainkan peran besar. Stres, cemas, alias depresi bisa meningkatkan kadar hormon stres nan berakibat langsung pada pembentukan otak janin. Akibatnya, anak lebih rentan mengalami masalah perilaku, emosi, hingga kesulitan belajar.

Oleh lantaran itu, menjaga pola makan bumil bukan hanya soal gizi, tapi juga soal kestabilan emosi. Asupan makanan sehat dapat membantu mengontrol suasana hati Bunda, sedangkan kondisi mental nan tenang bakal mendukung pola makan nan lebih baik.

Nah, agar tumbuh kembang mental Si Kecil terjaga sejak dalam kandungan, berikut beberapa tips pola makan sehat nan bisa Bunda terapkan:

  • Konsumsi unsur besi dan omega-3 dari sumber alami seperti ikan laut rendah merkuri, telur, bayam, serta kacang-kacangan.
  • Perbanyak makanan tinggi serat dan rendah glikemik seperti buah-buahan, sayuran hijau, dan biji-bijian utuh.
  • Batasi makanan olahan dan tinggi gula lantaran bisa memicu perubahan suasana hati dan peradangan dalam tubuh.
  • Cukupi kebutuhan cairan dan tidur lantaran hidrasi dan rehat turut mendukung keseimbangan mental.
  • Rutin berkonsultasi dengan tenaga medis untuk memantau status gizi dan kondisi psikologis selama hamil.

Demikian info seputar hasil studi mengenai pentingnya pola makan bumil di trimester ketiga nan berkedudukan besar dalam mendukung perkembangan dan keseimbangan mental anak. Semoga info ini bermanfaat, ya, Bunda!

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya