Kaki Bengkak Dan Nyeri Saat Hamil? Jangan Anggap Sepele, Ini Penjelasan Ahli

Sedang Trending 19 jam yang lalu

Jakarta -

Tak hanya perubahan corak tubuh dan suasana hati, kehamilan juga bisa berakibat besar pada kesehatan kaki, Bunda. Banyak ibu mengandung mengeluhkan kaki nan terasa bengkak, pegal, alias apalagi nyeri, terutama saat memasuki trimester akhir.

Meski sering dianggap sepele, kondisi ini bisa menjadi tanda dari sesuatu nan lebih serius, lho. Perubahan ini berangkaian erat dengan proses biologis dalam tubuh dan bisa mengganggu kenyamanan hingga aktivitas harian secara signifikan.

Lalu, apakah keluhan ini bisa dicegah alias setidaknya diringankan? Melansir dari National Geographic, simak penjelasan para mahir berikut ini, Bunda!

Penyebab kaki bengkak saat hamil

Kaki bengkak saat mengandung kerap dianggap sebagai keluhan biasa, khususnya saat usia kehamilan masuk ke trimester ketiga. Padahal, kondisi ini berangkaian langsung dengan beragam perubahan besar nan terjadi dalam tubuh selama kehamilan, lho, Bunda.

Secara alami, tubuh ibu mengandung bakal memproduksi lebih banyak darah dan cairan untuk mencukupi kebutuhan janin nan sedang tumbuh. Peningkatan volume cairan ini memang penting, tetapi juga bisa menyebabkan penumpukan di area bawah tubuh, terutama kaki dan pergelangannya.

Tak hanya itu, rahim nan membesar juga menekan pembuluh darah besar di bagian panggul, sehingga aliran darah dari kaki menuju jantung menjadi terhambat. Alhasil, cairan lebih mudah mengendap di kaki sehingga membuatnya terlihat membengkak.

“Gravitasi ikut berkedudukan di sini. Cairan tubuh condong tertarik ke bawah, sehingga lebih banyak menumpuk di bagian kaki dan pergelangan,” jelas dr. Dan Geller, ahli bedah kaki dan pergelangan asal Amerika Serikat.

Ia menambahkan, jika Bunda menekan area kaki nan bengkak lampau muncul lekukan (dimple) nan tidak langsung kembali seperti semula, bisa jadi itu merupakan tanda pitting edema atau penumpukan cairan nan sering terjadi saat hamil.

Meskipun kaki bengkak saat mengandung seringkali normal, ada kalanya kondisi ini bisa menjadi tanda bahaya. Menurut dr. Jasmine Pedroso, ginekolog dari Kindbody Fertility Clinic, pembengkakan perlu diwaspadai jika disertai dengan indikasi berikut:

  • Terjadi hanya pada satu kaki
  • Warna kulit berubah menjadi kemerahan
  • Terasa hangat alias panas saat disentuh
  • Disertai nyeri nan tidak biasa

Nah, jika Bunda mengalami gejala-gejala tersebut, sebaiknya segera berkonsultasi dengan dokter. Bisa jadi, itu merupakan tanda jangkitan serius alias apalagi pembekuan darah (deep vein thrombosis) nan memerlukan penanganan medis segera.

Tak hanya bengkak, perubahan struktural kaki bisa berkarakter permanen

Selain menyebabkan bengkak, kehamilan juga bisa mengubah struktur dan langkah kerja kaki secara menyeluruh, Bunda. Seiring dengan membesarnya perut, pusat gravitasi tubuh bergeser ke depan. Untuk menjaga keseimbangan, tubuh pun menyesuaikan postur secara otomatis. Hal ini membikin pola melangkah ikut berubah lantaran tekanan beranjak ke bagian depan kaki.

“Banyak ibu mengandung mulai melangkah dengan tumpuan di bola kaki lantaran merasa seperti bakal jatuh ke depan. Ini mirip pengaruh saat kita membawa ransel besar di depan tubuh,” jelas Milica McDowell, fisioterapis ortopedi sekaligus wakil presiden Gait Happens, lembaga edukasi tentang kesehatan kaki.

Perubahan ini bisa semakin terasa lantaran adanya kenaikan berat badan dan hormon relaksin, nan membikin jaringan ikat dan sendi menjadi lebih longgar. Kombinasi keduanya bisa menyebabkan lengkungan kaki memanjang, melebar, dan akhirnya 'jatuh', alias dikenal dengan istilah fallen arch.

Saat lengkungan ini tidak kembali ke posisi semula, corak kaki menjadi lebih datar dan tekanan tubuh beranjak ke sisi luar kaki.

“Ketika beban tambahan terus-menerus memberi tekanan pada bagian depan kaki, lengkungan menjadi susah untuk ‘bangkit’ kembali,” lanjut McDowell. Kondisi ini bukan hanya menimbulkan rasa tidak nyaman, tapi juga bisa memicu nyeri punggung, lutut, hingga gangguan postur tubuh.

Hal ini dibuktikan dalam sebuah studi tahun 2020 dari tim peneliti di Hospital for Special Surgery, New York. Para peneliti menunjukkan bahwa wanita nan pernah mengandung lebih dari satu kali mempunyai akibat lebih tinggi mengalami overpronation. Ini adalah kondisi di mana kaki terlalu menekuk ke dalam saat melangkah lantaran lengkungan nan melemah.

Banyak ibu juga mengaku bahwa ukuran sepatunya berubah setelah melahirkan. Fenomena ini dikenal dengan istilah mom feet yaitu perubahan ukuran kaki nan bisa bertambah satu hingga dua nomor.

Menurut dr. Neil Segal, guru besar ortopedi dari University of Iowa, perubahan ini bukan sekadar sementara. Pembengkakan dan perubahan corak kaki selama kehamilan apalagi bisa memperkuat secara permanen, Bunda.

“Sekitar 40 persen wanita mengalami pertambahan panjang kaki nan signifikan selama kehamilan,” terang dr. Segal.

Salah satu penyebab utamanya adalah lengkungan kaki nan turun lantaran kombinasi hormon relaksin dan peningkatan berat badan. Meski ada nan kembali ke ukuran semula, banyak juga nan tidak, apalagi jika struktur kaki sudah berubah secara permanen.

Dr. Segal juga menambahkan bahwa sensitivitas tiap orang terhadap hormon bisa berbeda-beda. “Semua wanita mengalami lonjakan hormon selama kehamilan, tapi hanya sebagian nan mengalami perubahan ukuran kaki drastis. Kemungkinan besar, ini berangkaian dengan perbedaan reseptor hormon dalam tubuh masing-masing,” jelasnya.

Sayangnya, hingga sekarang tetap sedikit penelitian nan betul-betul mendalami aspek genetik dan hormonal ini secara menyeluruh.

Ilustrasi kaki bengkak saat hamilIlustrasi kaki bengkak saat hamil/ Foto: Getty Images/Eva-Katalin

7 Tips merawat kaki saat mengandung agar Bunda tetap nyaman beraktivitas

Meski tidak semua perubahan corak dan kegunaan kaki saat mengandung bisa dicegah sepenuhnya, perawatan nan tepat dapat membantu mengurangi rasa tidak nyaman, mencegah komplikasi nan lebih serius, dan menjaga Bunda tetap aktif beraktivitas. Berikut beberapa langkah nan disarankan oleh para ahli.

1. Tinggikan posisi kaki secara berkala

Mengangkat kaki lebih tinggi dari posisi jantung dapat membantu melancarkan aliran darah kembali dan meredakan pembengkakan. Lakukan secara rutin, terutama setelah seharian beraktivitas alias saat kaki terasa berat, ya, Bunda.

2. Gunakan kaus kaki kompresi di atas lutut

Kaus kaki alias stocking kompresi hingga atas dengkul dapat membantu menekan pembuluh darah kembali sehingga mencegah penumpukan cairan di pergelangan kaki. Langkah ini sangat berfaedah bagi Bunda nan sering berdiri alias duduk dalam waktu lama.

3. Lakukan peregangan dan pijatan ringan pada kaki

Peregangan ringan secara rutin, ditambah pijatan lembut pada betis dan telapak kaki, bisa melancarkan sirkulasi darah dan meredakan ketegangan otot. Aktivitas seperti ini juga membantu mengurangi akibat kram malam hari nan sering dialami ibu hamil.

4. Rutin berolahraga ringan sesuai rekomendasi dokter

Jalan kaki ringan, yoga prenatal, alias berenang sangat dianjurkan selama masa kehamilan. Aktivitas ini tidak hanya memperkuat otot kaki dan panggul, tetapi juga menjaga keseimbangan tubuh dan meningkatkan kelenturan, lho, Bunda.

5. Kurangi konsumsi garam berlebih

Asupan garam nan tinggi dapat memperparah retensi cairan dalam tubuh. Menjaga pola makan rendah garam dan memperbanyak konsumsi makanan kaya kalium, seperti pisang alias alpukat, bisa membantu mengontrol pembengkakan kaki selama kehamilan.

6. Perhatikan bentuk, ukuran, dan struktur sepatu

Menurut mahir kesehatan kaki Emily Splichal dan fisioterapis Milica McDowell, sepatu ideal adalah nan mengikuti corak alami kaki, bukan nan runcing alias terlalu sempit. Model seperti ini memberi ruang bagi jari untuk menyebar, menyesuaikan dengan pembengkakan, sekaligus melatih otot kaki agar tetap aktif.

McDowell juga menekankan pentingnya mengenakan ukuran nan tepat. Studi tahun 2018 menunjukkan bahwa 63-72 persen orang justru memakai sepatu nan keliru. Oleh lantaran itu, Bunda disarankan untuk mengukur kaki secara ahli setidaknya sekali setahun, terutama jika sepatu lama mulai terasa sempit.

7. Dukung lengkungan kaki dengan struktur dasar kaki nan tepat

Dr. Neil Segal menambahkan bahwa support pada lengkungan kaki sangat krusial selama kehamilan, terutama saat berat badan meningkat dan hormon relaksin melonggarkan jaringan ikat. Menggunakan insole khusus alias sepatu dengan penyangga dapat mencegah kaki datar dan rasa sakit berkepanjangan.

Seperti nan disampaikan para ahli, perubahan kaki selama kehamilan bukanlah mitos alias cerita turun-temurun belaka.

“Ini adalah masalah nyata, bukan sekadar teori alias mitos,” tegas dr. Dan Geller.

Itulah penjelasan seputar kaki bengkak saat hamil, mulai dari penyebab, dampak, hingga langkah merawatnya agar tidak semakin parah. Semoga bermanfaat, ya, Bunda!

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya