Jakarta -
Terkadang tanpa disadari orang tua kerap tidak memberikan perhatian nan cukup pada anak. Jika sudah demikian, anak mungkin lama-kelamaan bakal mulai bersikap mencari perhatian. Seperti apa saja tanda-tandanya?
Perilaku nan muncul misalnya anak jadi lebih sering tantrum dari biasanya alias selalu mau berbareng Bunda. Apa pun perilaku nan diperlihatkan oleh anak, orang tua mungkin perlu waktu untuk menemukan penyebab pastinya.
Penyebab orang tua susah memberi perhatian pada orang tua
Orang tua menghadapi banyak tanggung jawab, dan tuntutan pekerjaan, pekerjaan rumah tangga, alias merawat anak nan lain bisa membikin susah untuk betul-betul datang berbareng anak.
Bahkan saat berada di rumah, distraksi seperti ponsel alias pekerjaan di laptop bisa mengalihkan perhatian dari anak. Faktor besar lainnya adalah stres.
"Orang tua bekerja seharian dengan penuh tekanan, pulang ke rumah dalam keadaan lelah, dan langsung dibombardir dengan pertanyaan anak," jelas master kajian perilaku anak, Emily Groben, seperti dikutip dari Parents.
Ia menambahkan bahwa jika Bunda tidak memberi waktu untuk diri sendiri untuk rileks, biasanya bakal jauh lebih susah untuk memberikan perhatian penuh kepada anak.
Tanda-tanda anak sedang mencari perhatian orang tua
Saat anak memerlukan lebih banyak perhatian, mereka jarang mengatakannya secara langsung. Sebaliknya, anak bakal lebih sering menunjukkannya lewat perilaku.
Meski tanda nan ditunjukkan oleh setiap anak bisa berbeda-beda, berikut tanda umum anak sedang mencari perhatian dan waktu ekstra dari orang tuanya seperti dilansir beragam sumber:
1. Berteriak
Anak nan memerlukan lebih banyak perhatian terkadang jadi menjadi lebih emosional dan mudah marah.
"Jika anak butuh perhatian, mereka biasanya menunjukkan perilaku seperti berteriak, merengek, alias menyela pembicaraan orang tua," tutur terapis keluarga, Jay Serle.
2. Menolak aturan
Salah satu tanda bahwa anak memerlukan perhatian ekstra adalah meningkatnya perilaku memberontak.
"Mereka mungkin jadi mulai lebih menentang, menolak mengikuti patokan apa pun, alias melakukan hal-hal nan di luar kebiasaannya," jelas Melissa Legere, LMFT, dari California Behavioral Health.
3. Mengulang pertanyaan
Tanda lain bahwa anak sedang memerlukan perhatian adalah jika mereka terus-menerus mengusulkan pertanyaan nan sama.
"Mereka tahu jawabannya, tapi mereka juga tahu bahwa jika mereka bertanya, orang tua bakal bicara dengan mereka," imbuh Groben.
4. Menarik diri
Meskipun terdengar berlawanan, ada juga anak nan mencari perhatian justru dengan sering menarik diri.
Mereka biasanya bakal mulai menjauh dan mengisolasi diri, menghindari waktu berbareng keluarga, alias tampak tidak tertarik dengan apa pun dan siapa pun.
Hal tersebut bisa jadi langkah mereka memberi sinyal bahwa mereka butuh lebih banyak waktu, koneksi, dan support emosional dari orang tua.
5. Tantrum
Tantrum dan ledakan emosi sangat umum terjadi pada balita dan anak prasekolah. Sering kali, ini juga bisa menjadi tanda bahwa mereka memerlukan lebih banyak perhatian dari orang tua.
Umumnya anak menjadi tantrum lantaran mereka merasa frustrasi alias kewalahan, tetapi belum punya keahlian untuk mengendalikan emosi tersebut.
6. Keluhan fisik
Tanda lain nan sering terabaikan adalah indikasi alias keluhan fisik. Contohnya termasuk sakit perut, sakit kepala, dan kurang nafsu makan.
7. Perilaku regresif
Perilaku regresif berfaedah anak tiba-tiba mengalami kemunduran kemampuan, nan artinya mereka jadi tidak bisa melakukan sesuatu padahal sebelumnya sudah mampu.
Sebagai contoh, anak sebelumnya sudah bisa berpakaian sendiri lampau mulai minta dipakaikan lagi oleh Bunda. Meskipun perilaku regresif bisa normal pada waktu tertentu, sering kali ini menunjukkan bahwa anak sedang butuh lebih banyak perhatian dari orang tua.
Alasan anak mencari perhatian dengan perilaku
Dikutip dari Psych Central, anak-anak pada dasarnya berjuntai pada orang dewasa untuk mendapatkan perawatan dan rasa aman. Dengan begitu, wajar jika mereka mencari perhatian dari orang tuanya.
Bergantung pada usia dan tingkat perkembangan anak, terkadang mereka mencoba mencari perhatian dengan berperilaku negatif.
Ada banyak argumen kenapa perilaku anak bisa berubah menjadi lebih negatif saat sedang mencari perhatian, misalnya seperti masalah dengan lingkungan sekitar alias pengalaman masa lalu.
Bisa juga mereka mempunyai perbedaan pada kegunaan otak nan memengaruhi perilaku. Contohnya termasuk:
- Kebosanan
- Kesepian
- Attention deficit hyperactivity disorder (ADHD)
- Trauma
- Kondisi kesehatan mental tertentu
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!
(fir/fir)