7 Makanan Pemicu Yang Bisa Sebabkan Kanker Darah Pada Anak

Sedang Trending 21 jam yang lalu

Jakarta -

Kanker darah seperti leukemia adalah salah satu jenis kanker nan paling umum terjadi pada anak-anak dan remaja. Nah, diketahui ada beberapa makanan pemicu nan bisa menyebabkan kanker darah pada anak.

Menurut American Cancer Society, penyakit ini apalagi menyumbang 1 dari setiap 3 kasus kanker nan didiagnosis pada golongan usia anak. 

Nutrisi memainkan peran besar dalam hasil pengobatan. Oleh karena itu, pengaturan makanan sehari-hari pun menjadi penting.

Menurut tinjauan dalam jurnal Diagnostics, anak-anak dengan berat badan sehat mempunyai komplikasi pengobatan nan lebih sedikit dan tingkat kelangsungan hidup nan lebih baik, dibandingkan mereka nan kekurangan alias justru kelebihan gizi (kelebihan berat badan).

Kebutuhan nutrisi harian anak

Anak-anak sebenarnya tidak memerlukan pola makan khusus, namun ragam adalah kuncinya. 

"Bukan berfaedah mereka kudu makan lebih banyak dari satu jenis makanan dan mengurangi jenis makanan lain, melainkan krusial untuk mencakup kelima golongan makanan utama," kata ahli gizi klinis anak, Elizabeth Tiffany dikutip dari Everyday Health.

Kelima golongan itu meliputi buah-buahan, sayuran, biji-bijian utuh, protein tanpa lemak, serta produk susu alias pengganti susu. Sebagai contoh, protein bisa didapat dari bahan makanan seperti ikan, ayam, dan telur.

Makanan pemicu kanker nan sebaiknya dihindari

Meski aspek genetik dan paparan lingkungan seperti radiasi alias bahan kimia berkedudukan besar dalam akibat leukemia, penelitian terbaru menunjukkan bahwa pola makan dan asupan nutrisi juga bisa berkontribusi.

Peningkatan akibat akibat pola makan ini apalagi juga bisa terjadi pada usia dini. Sebab, makanan tertentu diketahui mengandung unsur rawan seperti karsinogen, nan jika dikonsumsi terus-menerus dalam jangka panjang dapat memicu kerusakan DNA dan mempengaruhi sistem imun.

Dikutip dari Healthline, berikut beberapa contoh jenis makanan nan dapat meningkatkan akibat kanker:

1. Daging olahan

Daging olahan alias processed meat adalah semua jenis daging nan diawetkan melalui proses pengawetan alias pengalengan. Sebagian besar daging olahan adalah daging merah, termasuk di antaranya seperti sosis, nugget, kornet, dan lain-lain. 

Beberapa penelitian telah mengaitkan konsumsi tinggi daging olahan dengan meningkatnya akibat leukemia pada anak-anak. Hal ini lantaran unsur pengawet nan digunakan dapat merusak DNA sel darah dan menyebabkan mutasi.

Sebaiknya, kurangi konsumsi daging olahan dan beranjak ke sumber protein alami seperti ayam tanpa lemak, ikan, dan telur rebus.

2. Makanan nan digoreng alias dibakar dengan suhu tinggi

Ketika makanan bertepung dimasak pada suhu tinggi, senyawa berjulukan akrilamida dapat terbentuk. Hal ini bisa terjadi selama proses menggoreng, memanggang, dan membakar.

Makanan bertepung nan digoreng mempunyai kandungan akrilamida paling tinggi. Hal ini termasuk produk kentang goreng seperti french fries. Studi tahun 2020 menunjukkan bahwa akrilamida merusak DNA dan memicu apoptosis, alias kematian sel.

Selain meningkatkan akibat kanker, konsumsi makanan gorengan dalam jumlah besar juga meningkatkan akibat glukosuria jenis 2 dan obesitas. Kedua kondisi ini sama-sama dapat memicu stres oksidatif dan peradangan, nan pada akhirnya juga meningkatkan akibat kanker.

3. Makanan nan dimasak terlalu matang

Memasak makanan terlalu matang alias sampai gosong, terutama daging, disebut dapat menghasilkan karsinogen. Menurut sebuah studi tahun 2020, memasak daging dengan suhu tinggi menciptakan hidrokarbon aromatik polisiklik (PAH) nan berkarakter karsinogenik.

Kemungkinan memasak terlalu matang meningkat saat Bunda memasak dengan suhu tinggi alias di atas api terbuka. Ini termasuk metode seperti memanggang, barbeque, alias juga menggoreng dengan wajan.

Food and Drug Administration (FDA) juga menyatakan bahwa memasak makanan bertepung terlalu lama, seperti kentang goreng, bakal meningkatkan pembentukan akrilamida.

Untuk mengurangi akibat karsinogen akibat memasak dengan suhu tinggi, cobalah metode memasak nan lebih sehat seperti merebus, pressure cooking, memanggang dengan suhu rendah, dan memasak dengan slow cooker.

4. Makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan

Makanan tinggi gula dan karbohidrat olahan seperti roti putih, kue manis, biskuit, sereal manis, dan minuman bergula tinggi dapat menyebabkan lonjakan kadar glukosa darah dan insulin. 

Dalam jangka panjang, perihal ini menyebabkan peradangan dan stres oksidatif, dua aspek krusial dalam perkembangan kanker.

Hindari kebiasaan anak-anak mengonsumsi makanan tinggi gula, lantaran juga berisiko mengalami gangguan sistem kekebalan tubuh. Sebaiknya tukar makanan olahan dengan sumber karbohidrat kompleks seperti oatmeal, roti gandum, dan buah utuh.

5. Makanan dengan pewarna dan pengawet buatan

Beberapa bahan pewarna makanan buatan sebaiknya tidak dikonsumsi terlalu sering dan banyak, terutama nan banyak ditemukan dalam permen, minuman kemasan, dan camilan anak-anak. 

Meski studinya tetap sedikit, sebagian besar mahir menyarankan untuk membatasi konsumsi bahan tambahan sintetis, terutama pada anak nan lebih rentan terhadap pengaruh toksik.

6. Makanan sigap saji (fast food)

Fast food tidak hanya tinggi lemak jenuh dan gula, tapi juga mengandung lemak trans, penguat rasa nan seringkali jumlahnya tidak sedikit.

Hal ini dikhawatirkan bisa memicu peradangan kronis, obesitas, dan resistensi insulin, nan semuanya meningkatkan akibat perkembangan kanker, termasuk kanker darah.

Supaya anak lebih terbiasa untuk mengonsumsi makanan utuh bergizi seimbang, jadwalkan waktu makan berbareng family dengan menu makanan rumahan nan lebih sehat.

7. Makanan kaleng 

Hindari juga kebiasaan anak berlebihan mengonsumsi makanan kalengan alias juga makanan nan dikemas dalam bungkusan plastik. Bahan kimia rawan seperti Bisphenol-A (BPA) diketahui kerap dikaitkan dengan beragam jenis kanker, termasuk leukemia.

BPA bisa larut ke dalam makanan, terutama jika makanan tersebut dipanaskan dalam bungkusan plastik. Hindari sebisa mungkin anak terbiasa mengonsumsi makanan nan diolah dan diawetkan ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(fir/fir)

Selengkapnya