5 Makanan Yang Bisa Picu Penyakit Serius Anak Sejak Dini Menurut Dokter

Sedang Trending 6 hari yang lalu

Memilih makanan untuk anak sebaiknya hati-hati agar tak menimbulkan penyakit serius sejak dini. Di tengah banyaknya pilihan nan tampak praktis dan menggugah selera, orang tua perlu lebih jeli memandang kandungan di kembali setiap makanan nan dikonsumsi anak.

Apalagi, kebiasaan makan sejak awal sangat berkedudukan dalam mendukung tumbuh kembang serta kesehatannya di masa depan. Kebiasaan makanan nan tidak sehat dapat menakut-nakuti kesehatannya di masa depan.

Nah, beberapa jenis makanan nan sering dikonsumsi sehari-hari rupanya bisa masuk dalam kategori pencetus penyakit serius jika tidak dikontrol dengan bijak, lho. Meski tampak biasa saja, kandungan tertentu di dalamnya bisa berakibat pada sistem metabolisme dan daya tahan tubuh anak jika dikonsumsi berlebihan.

Nah, agar Bunda bisa lebih memahami apa saja nan perlu diperhatikan, yuk simak info dari master ahli mengenai contoh makanan penyakit serius nan perlu diwaspadai sejak dini!

Dokter ahli jantung nan sudah lebih dari 20 tahun menangani pasien serangan jantung, dr. Sanjay Bhojraj, mengingatkan bahwa pola makan anak sejak mini sangat menentukan akibat penyakit kronis saat dewasa nanti. Bersama istrinya, dia pun mulai lebih selektif dalam memilih makanan untuk ketiga putrinya.

“Kami pernah melewati masa-masa menyajikan nugget, keripik, dan makanan instan lainnya demi kepraktisan. Tapi seiring waktu, saya menyadari dampaknya terhadap kesehatan jantung dan metabolisme anak,” ujarnya, dikutip dari CNBC Make It.

Berikut lima jenis makanan nan sekarang tak lagi disajikan Dr. Bhojraj untuk keluarganya, beserta pengganti nan lebih sehat. Yuk, simak, Bunda!

1. Popcorn instan

Popcorn instan nan dimasak dalam microwave memang praktis dan disukai anak-anak. Namun, kemasannya sering dilapisi senyawa kimia sintetis berjulukan Per- and Polyfluoroalkyl Substances (PFAS) nan berkarakter toksik dan susah terurai, baik di dalam tubuh maupun lingkungan.

Paparan PFAS mengakibatkan gangguan sistem imun, penurunan kegunaan tiroid, hingga akibat abnormal lahir. Selain itu, perisa mentega buatan nan digunakan juga berpotensi merusak jaringan paru-paru jika dikonsumsi secara rutin dalam jangka panjang.

Sebagai alternatif, Bunda bisa membikin popcorn sendiri di teflon bertutup, lampau tambahkan mentega murni alias sedikit minyak zaitun. Rasanya tetap lezat dan tentunya lebih kondusif untuk Si Kecil.

2. Yogurt berperisa

Tampilan menarik dan label “tinggi protein” sering membikin yogurt berperisa terlihat seperti camilan sehat. Padahal, produk ini biasanya mengandung gula tambahan dalam jumlah tinggi serta pewarna buatan, Bunda.

Rasa yogurt nan manis dan kemasannya kecil, membikin anak-anak sering mengonsumsinya lebih dari satu porsi sekaligus. Akibatnya, asupan gula melonjak dan bisa memicu gangguan metabolisme, resistensi insulin, hingga akibat obesitas sejak dini. Semua ini merupakan aspek awal beragam penyakit kronis.

Jika mau faedah yogurt tetap sehat untuk tubuh Si Kecil, Bunda bisa memilih Greek yogurt tawar. Untuk menambah rasa dan gizinya, tambahkan sedikit madu alami dan potongan buah segar. Rasanya tetap enak, dan tentunya lebih kondusif untuk kesehatannya.

3. Daging olahan

Sosis, kornet, dan nugget instan mungkin sering jadi jagoan bekal alias lauk praktis untuk anak. Namun, jenis makanan ini termasuk dalam kategori makanan pemicu penyakit serius lantaran kandungan natrium, nitrat, dan bahan pengawetnya nan tinggi.

Jika dikonsumsi terus-menerus, bisa mengganggu kegunaan pembuluh darah, memicu tekanan darah tinggi, apalagi meningkatkan akibat penyakit jantung dan stroke sejak usia dini.

Untuk menghindari akibat tersebut, Bunda bisa beranjak ke sumber protein utuh nan lebih sehat, seperti ayam panggang tanpa kulit, ikan, telur, tahu, tempe, alias kacang-kacangan. Selain lebih bergizi, pilihan ini juga lebih berkawan dengan selera family Indonesia.

4. Sereal dan minuman manis

Sarapan dengan sereal warna‑warni alias minuman bungkusan memang praktis, tapi kandungan gulanya sangat tinggi. Lonjakan dan jebakan gula di pagi hari berisiko membikin anak sigap lelah, susah konsentrasi, apalagi rentan naik-turun mood. Jika dibiarkan terus‑menerus, akibat glukosuria jenis 2 dan kebiasaan makan jelek bisa mengintai mereka, Bunda.

Sebagaimana disebutkan oleh master metabolisme, Dr. Robert Lustig, rata-rata sarapan anak mengandung lebih banyak gula dibandingkan kapabilitas tubuh mereka untuk memprosesnya selama tiga hari penuh.

Agar lebih aman, sajikan sarapan bergizi seimbang seperti buah segar, telur dengan sayuran, alias smoothie yang tinggi serat dan lemak sehat. Selain itu, air putih tetap menjadi pilihan minuman terbaik untuk anak, ya, Bunda.

5. Gorengan

Jenis makanan terakhir nan berisiko hadirkan penyakit serius pada anak adalah gorengan, seperti ayam krispi, kentang goreng, alias jajanan kaki lima. Teksturnya nan renyah dan rasanya nan gurih membikin gorengan jadi camilan favorit banyak anak.

Namun, proses pengolahannya nan menggunakan suhu tinggi, terutama jika memakai minyak jejak pakai, dapat menghasilkan senyawa berbisa seperti akrilamida dan produk akhir glikasi lanjut (AGEs). Zat-zat ini bisa memicu peradangan kronis, mempercepat kerusakan sel, dan meningkatkan akibat penyakit degeneratif seperti kanker dan gangguan jantung.

Tak hanya itu, konsumsi berulang juga bisa membentuk selera anak terhadap makanan tinggi lemak jenuh dan tekstur renyah, sehingga semakin susah lepas dari pola makan tidak sehat.

Sebagai solusinya, Bunda bisa mengubah teknik memasak menjadi lebih sehat, seperti memanggang alias menggunakan air fryer. Kreasikan menu seperti kentang manis panggang, keripik sayuran, alias nugget buatan sendiri agar Si Kecil tetap bisa menikmati camilan lezat tanpa mengorbankan kesehatannya.

Sebelum melakukan perubahan besar pada pola makan Si Kecil, ada baiknya Bunda berkonsultasi dulu dengan master anak alias tenaga kesehatan. Selanjutnya, mulailah dari hal-hal sederhana, seperti memilih sarapan nan seimbang, mengurangi minyak olahan tersembunyi, dan membujuk anak terlibat di dapur agar mereka lebih peduli dengan apa nan mereka makan.

Sebab, pola makan sehat bukan soal kudu sempurna setiap hari, tapi tentang membikin pilihan nan lebih bijak sedikit demi sedikit. Termasuk mengenali makanan penyakit serius nan sering tersembunyi di kembali label praktis alias rasa favorit anak.

Yang paling penting, Bunda bisa mulai dari diri sendiri. Anak belajar dari apa nan mereka lihat, bukan hanya dari apa nan mereka dengar. Kalau Bunda membiasakan pola makan sehat, Si Kecil pun bakal mengikuti dengan lebih mudah.

Semoga info ini berfaedah dan bisa jadi langkah awal menuju hidup nan lebih sehat berbareng keluarga, ya!

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(rap/rap)

Selengkapnya