5 Komplikasi Kehamilan Ini Ternyata Bisa Tingkatkan Risiko Stroke Seumur Hidup

Sedang Trending 1 hari yang lalu

Jakarta -

Bunda mungkin mengira akibat stroke hanya mengintai saat usia sudah lanjut. Namun siapa sangka, beberapa komplikasi kehamilan justru bisa jadi pemicu awal stroke di kemudian hari, apalagi bertahun-tahun setelah melahirkan?

Kondisi tertentu nan muncul selama kehamilan bisa meninggalkan akibat jangka panjang tanpa disadari. Meskipun gejalanya lenyap setelah persalinan, risikonya tetap bisa membayangi kesehatan Bunda hingga usia lanjut.

Nah, agar Bunda makin waspada dan bisa jaga kesehatan sejak dini, yuk simak lima komplikasi kehamilan nan diam-diam bisa meningkatkan akibat stroke seumur hidup.

5 Komplikasi kehamilan nan berpotensi tinggi hadirkan stroke seumur hidup

Sebuah studi besar nan dimuat dalam European Heart Journal mengungkapkan bahwa beberapa komplikasi kehamilan bisa meningkatkan akibat stroke nan berjalan seumur hidup, Bunda.

Penelitian ini dilakukan oleh tim dari UTHealth Houston, Amerika Serikat, dengan menganalisis info lebih dari 2 juta wanita nan melahirkan antara tahun 1973 hingga 2015. Mereka juga melacak kejadian stroke nan terjadi hingga tahun 2018, lampau membandingkan tingkat akibat stroke antara wanita dengan komplikasi kehamilan dan nan tidak mengalaminya.

Hasil penelitian tersebut menunjukkan bahwa sekitar 30 persen wanita mengalami setidaknya satu komplikasi selama kehamilan. Dan nan semakin mengejutkan, akibat stroke tetap tinggi pada golongan tersebut, apalagi hingga 46 tahun setelah melahirkan.

Lantas, apa saja komplikasi kehamilan nan dimaksud? Berikut lima di antaranya nan patut diwaspadai, Bunda.

1. Diabetes gestasional

Diabetes gestasional adalah kondisi meningkatnya kadar gula darah nan terjadi selama kehamilan, meskipun sebelumnya Bunda tidak mempunyai riwayat diabetes. Perubahan hormon saat mengandung diduga mengganggu kerja insulin, sehingga gula darah jadi susah dikendalikan.

Dalam temuan studi ini, wanita nan mengalami glukosuria gestasional tercatat mempunyai nyaris dua kali lipat akibat terkena stroke dibandingkan mereka nan tidak. Lebih mengejutkan lagi, risikonya justru bisa meningkat seiring waktu, apalagi setelah kadar gula kembali normal setelah melahirkan.

Kadar gula darah nan tinggi bisa merusak tembok pembuluh darah secara perlahan. Kalau tidak dijaga dengan baik, kondisi ini bisa memicu penyumbatan alias pecahnya pembuluh darah di otak suatu hari nanti.

2. Preeklamsia

Komplikasi kehamilan berikutnya nan wajib diwaspadai sebagai aspek akibat stroke adalah preeklamsia. Kondisi ini biasanya muncul setelah usia kehamilan 20 minggu dan ditandai dengan tekanan darah sangat tinggi. Gejalanya bisa berupa bengkak berlebihan, sakit kepala hebat, gangguan penglihatan, hingga tingginya kadar protein dalam urin.

Preeklamsia diketahui dapat meningkatkan akibat stroke hingga 36 persen. Ini disebabkan oleh peradangan menyeluruh dalam tubuh dan gangguan pada kegunaan plasenta nan merusak pembuluh darah mini secara perlahan.

Dampak preeklamsia rupanya tidak berakhir setelah persalinan, Bunda. Jika tidak diawasi secara medis, kondisi ini bisa terus memengaruhi kesehatan pembuluh darah, termasuk aliran darah ke otak, dan meningkatkan akibat gangguan jantung.

3. Tekanan darah tinggi

Hipertensi saat mengandung seringkali tidak menunjukkan indikasi nan mencolok, tapi dampaknya tidak bisa dianggap sepele. Meski tidak selalu berkembang menjadi preeklamsia, tekanan darah nan tinggi tetap menjadi sinyal ancaman nan perlu diwaspadai, ya, Bunda.

Penelitian menemukan bahwa wanita nan mengalami hipertensi selama kehamilan mempunyai akibat stroke nyaris dua kali lebih tinggi dibandingkan nan tidak. Kondisi ini bisa merusak tembok pembuluh darah secara bertahap, termasuk pembuluh lembut di otak.

Dalam jangka panjang, kerusakan tersebut berpotensi mengganggu aliran darah ke otak dan meningkatkan akibat gangguan saraf maupun kardiovaskular. Oleh lantaran itu, Bunda kudu rutin memeriksa tekanan darah, apalagi setelah melahirkan.

4. Kelahiran prematur

Tak hanya berakibat pada bayi, kelahiran prematur rupanya bisa menyimpan akibat serius bagi kesehatan Bunda. Sayangnya, perihal ini sering kali luput dari perhatian lantaran konsentrasi lebih banyak tertuju pada kondisi Si Kecil.

Para mahir menemukan kebenaran bahwa wanita nan melahirkan sebelum usia kandungan 37 minggu mempunyai akibat stroke nan lebih tinggi hingga 40 persen. Salah satu penyebabnya diduga berasal dari peradangan kronis alias gangguan sirkulasi darah selama kehamilan.

Kondisi tersebut bukan hanya memicu persalinan dini, tapi juga bisa memperburuk kegunaan pembuluh darah dan meningkatkan akibat gangguan serius seperti stroke.

5. Bayi lahir dengan berat badan rendah

Komplikasi kehamilan nan satu ini sering kali terabaikan, padahal dampaknya sangat signifikan terhadap kesehatan Bunda. Bayi nan lahir dengan berat badan rendah dapat mencerminkan adanya gangguan serius selama kehamilan, seperti aliran nutrisi dan oksigen nan tidak optimal akibat kegunaan plasenta nan terganggu.

Ibu nan mengalami komplikasi kehamilan berupa kelahiran bayi dengan berat di bawah normal diketahui mempunyai akibat stroke 26 persen lebih tinggi dibandingkan ibu nan melahirkan bayi dengan berat cukup. Hal ini diyakini berangkaian erat dengan proses peradangan kronis dan kerusakan pembuluh darah mini nan dimulai sejak masa kehamilan dan terus bersambung setelah persalinan.

Akibatnya, peradangan dalam tubuh Bunda dapat memengaruhi sistem pembuluh darah, termasuk aliran darah ke otak. Risiko stroke pun bakal semakin meningkat andaikan tidak ditangani secara medis dengan tepat dan sedini mungkin.

ibu mengandung dan dokteribu mengandung dan dokter/ Foto: Getty Images/DragonImages

Cara menghindari komplikasi kehamilan pemicu stroke

Komplikasi kehamilan sebenarnya bisa menjadi sinyal awal bahwa tubuh sedang menyimpan potensi akibat penyakit serius, termasuk stroke. Profesor dari Department of Family & Community Medicine UTHealth Houston sekaligus peneliti utama dalam studi ini, Casey Crump, menegaskan bahwa riwayat kehamilan nan bermasalah semestinya tidak diabaikan begitu saja setelah persalinan.

Sayangnya, banyak wanita nan tidak mendapat pemantauan lanjutan usai melahirkan. Padahal, wanita nan mengalami komplikasi saat mengandung sebaiknya segera beranjak dari jasa kebidanan ke jasa kesehatan primer.

“Ibu nan mengalami komplikasi saat mengandung sebaiknya langsung dialihkan dari jasa kebidanan ke jasa kesehatan primer,” kata Crump, dikutip laman Escardio.

Tujuan utamanya adalah memastikan Bunda mendapatkan pendampingan medis jangka panjang nan terarah, guna mengelola beragam aspek akibat nan dapat memperburuk kondisi kesehatan di masa depan. Mulai dari obesitas, tekanan darah tinggi, kadar kolesterol nan tidak terkontrol, hingga pola hidup nan kurang seimbang.

Bagi Bunda nan pernah mengalami salah satu komplikasi kehamilan di atas, tidak perlu khawatir, ya. Risiko stroke memang meningkat, tetapi bukan berfaedah tidak bisa dicegah.

Para mahir menyarankan beberapa langkah krusial nan dapat Bunda lakukan untuk menjaga kesehatan jangka panjang, yaitu:

  • Rutin periksa tekanan darah, kadar gula, dan kolesterol
  • Menjaga pola makan sehat dan bergizi
  • Aktif bergerak alias rutin berolahraga
  • Menghindari rokok dan minuman beralkohol
  • Menjaga berat badan ideal
  • Tidak melewatkan kontrol kesehatan secara berkala

Itulah lima komplikasi kehamilan nan berisiko memicu stroke di kemudian hari. Semoga info ini bermanfaat, ya, Bunda.

Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar klik di SINI. Gratis!

(pri/pri)

Selengkapnya