Jakarta -
Belakangan ini jenis baru COVID-19 Stratus alias XFG tengah menyerang beragam negara di area Asia Tenggara. Bahkan, Kementerian Kesehatan RI mengatakan sekarang virus tersebut mendominasi di Indonesia.
Kabar tersebut diketahui langsung dari laporan pemantauan rutin terhadap penyakit pernapasan, termasuk influenza dan COVID-19, nan dilakukan di 39 Puskesmas, 35 rumah sakit, dan 14 balai karantina kesehatan nan berfaedah sebagai sentinel site.
Pemantauan rutin ini dilakukan untuk memantau tren penyakit, tingkat keparahan gejala, hingga karakter molekul virus nan menyebar.
Dalam Laporan Pengawasan Kasus Influenza dan COVID-19: 26 Jul (Minggu ke-30) dijelaskan bahwa pada bulan Juni jenis dominan di Indonesia adalah XFG (75 persen pada Mei dan 100 persen pada Juni), dan XEN (25 persen pada Mei).
Laporan itu menyebut jenis dominan COVID-19 nan ada di Indonesia saat ini termasuk kategori dengan akibat rendah, sehingga masyarakat tidak perlu panik. Namun, tetap krusial menjaga protokol kesehatan.
Gejala unik jenis Stratus alias XFG
Seperti jenis Omicron sebelumnya, indikasi umum Stratus alias XFG ringan, terutama pada orang nan telah mendapat vaksin.
Namun, ada satu indikasi unik nan menarik perhatian, ialah bunyi serak alias parau. Mengutip laman Independent, Gejala ini muncul lebih sering pada kasus Stratus dibandingkan jenis COVID-19 terbaru lainnya. Gejala ini diduga disebabkan oleh jenis Stratus menyerang saluran pernapasan atas.
Secara umum, indikasi Stratus condong ringan hingga sedang. Meski demikian, masyarakat diharapkan tetap efektif dan melindungi siapa pun nan terinfeksi dari penyakit parah.
5 Gejala ringan jenis Stratus alias XFG
Ada juga beberapa indikasi ringan nan sering dialami para penderita COVID-19 jenis lainnya. Ini meliputi:
- Tenggorokan gatal
- Hidung tersumbat
- Kelelahan
- Demam ringan
- Nyeri otot
Namun, tidak seperti jenis sebelumnya, hilangnya penciuman alias perasa dianggap lebih jarang terjadi pada Stratus. Namun, gejalanya dapat berbeda pada setiap orang. Pengujian tetap menjadi kunci untuk memastikan infeksi.
Varian Stratus lebih berbahaya?
Dilansir dari laman detikcom, Stratus ditetapkan sebagai jenis under monitoring (VUM) oleh WHO. Sebab, proporsinya terus meningkat secara global.
Varian ini juga diperkirakan mempunyai pertumbuhan nan relatif tertinggi dibandingkan dengan jenis lain nan beredar, seperti Nimbus alias NB.1.8.1 terkini. Kendati demikian, stratus dikatakan tidak lebih parah dibandingkan jenis lainnya nan beredar.
“Data saat ini tidak menunjukkan jenis ini menyebabkan penyakit nan lebih parah alias kematian daripada jenis lain nan beredar,” ujar WHO.
Meskipun ada bukti nan menunjukkan peningkatan proporsi dari jenis Stratus, WHO belum mengawasi tanda-tanda nan menunjukkan peningkatan keparahannya.
“Meskipun ada peningkatan kasus dan rawat inap nan dilaporkan di beberapa negara (kawasan Asia Tenggara), nan mempunyai proporsi XFG tertinggi, tidak ada laporan nan menunjukkan bahwa tingkat keparahan penyakit mengenai lebih tinggi dibandingkan dengan jenis nan beredar lainnnya,” ujar WHO.
Nah, itulah beberapa indikasi COVID-19 jenis Stratus alias XFG nan perlu Bunda waspadai. Semoga bermanfaat, ya, Bunda.
Bagi Bunda nan mau sharing soal parenting dan bisa dapat banyak giveaway, yuk join organisasi HaiBunda Squad. Daftar dan klik di SINI. Gratis!
(asa/som)